Semester I

Tertolong Bank Permata, Laba Astra Naik 16% Jadi Rp 11,3 T

tahir saleh, CNBC Indonesia
29 July 2020 16:47
Astra (Dok. Astra)
Foto: Astra (Dok. Astra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk Grup Astra, PT Astra International Tbk (ASII) membukukan laba bersih semester I-2020 mencapai Rp 11,38 triliun atau naik 16% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 9,80 triliun.

Laba bersih ini termasuk keuntungan dari penjualan saham di PT Bank Permata Tbk (BNLI) kepada Bankok Bank Public Company Limited pada medio Mei 2020.

Manajemen Astra mengungkapkan, tanpa memasukkan keuntungan penjualan ini, laba bersih Grup Astra menurun 44% menjadi Rp 5,5 triliun, terutama karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan, yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 dan langkah-langkah penanggulangannya.

Mengacu laporan keuangan, pendapatan bersih holding Grup Astra ini turun 23% menjadi Rp 89,79 triliun dari sebelumnya Rp 116,18 triliun. Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2020 sebesar Rp 3.773, meningkat 3% dari nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2019.

Adapun Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp 1,4 triliun pada 30 Juni 2020, dibandingkan utang bersih sebesar Rp 22,2 triliun pada akhir tahun 2019, setelah diterimanya hasil dari penjualan saham di Bank Permata pada bulan Mei.

Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup Astra meningkat dari Rp45,8 triliun pada akhir tahun 2019 menjadi Rp 46,4 triliun pada 30 Juni 2020.

"Kinerja bisnis dan keuangan Grup Astra sangat terdampak secara signifikan akibat pandemi Covid-19, terutama pada kuartal kedua. Langkah-langkah penanggulangan pandemi yang diterapkan di sebagian besar wilayah Indonesia telah berdampak kepada operasi Grup secara substansial, termasuk penutupan sementara kegiatan manufaktur dan distribusi otomotif," kata Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra, dalam keterangan resmi, Rabu (29/7/2020).

Selain itu, katanya, ada peningkatan secara signifikan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi dalam bisnis jasa keuangan Grup.

"Penurunan harga batu bara juga menekan bisnis alat berat, kontraktor penambangan, dan pertambangan. Pandemi ini, dan langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan dampaknya, diperkirakan akan terus memengaruhi kinerja hingga akhir tahun," katanya.

Pada kuartal kedua 2020, operasi Grup Astra mengalami gangguan yang signifikan karena pandemi Covid-19 dan tindakan pengendalian terkait pandemi. Gangguan operasi tersebut termasuk penutupan sementara kantor perusahaan, fasilitas manufaktur dan dealer otomotif.

Laba bersih dari divisi otomotif Grup menurun 79% menjadi Rp716 miliar, terutama karena penurunan volume penjualan yang signifikan pada kuartal kedua.

Penjualan mobil nasional menurun 46% menjadi 261.000 unit pada semester pertama tahun 2020 (data Gaikindo). Penjualan mobil Astra menurun 45% menjadi 139.500 unit, dengan pangsa pasar stabil sebesar 53%.

Pada kuartal kedua tahun 2020, penjualan mobil Astra menurun 92%, dibandingkan dengan kuartal pertama. Ada 6 model baru dan 10 model revamped telah diluncurkan pada semester pertama tahun 2020.

Adapun penjualan sepeda motor secara nasional menurun 42% menjadi 1,9 juta unit pada semester pertama tahun 2020 (data Kementerian Perindustrian). Penjualan sepeda motor Honda Astra menurun 40% menjadi 1,5 juta unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 75% menjadi 77%.

Pada kuartal kedua tahun 2020, penjualan sepeda motor Astra menurun 80%, dibandingkan dengan kuartal pertama. 3 model baru dan 6 model revamped telah diluncurkan pada semester pertama tahun 2020.

Divisi-divisi

Laba bersih bisnis jasa keuangan Grup menurun 25% menjadi Rp2,1 triliun selama semester pertama 2020, terutama disebabkan oleh peningkatan provisi untuk menutupi peningkatan kerugian kredit bermasalah pada bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.

Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi menurun sebesar 29% menjadi Rp2,4 triliun, terutama disebabkan oleh penjualan alat berat dan volume kontrak penambangan yang lebih rendah, akibat melemahnya harga batu bara.

Sementara itu, laba bersih dari divisi Agribisnis Grup mencapai Rp 312 miliar, meningkat secara signifikan dibandingkan laba bersih pada semester pertama tahun 2019, karena harga minyak kelapa sawit yang lebih tinggi.

Di sisi lain, divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat rugi bersih Rp 88 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 83 miliar pada semester pertama tahun 2019, terutama disebabkan penurunan pendapatan jalan tol.

Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup menurun 64% menjadi Rp16 miliar, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan dari bisnis solusi dokumen dan layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk (AG), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan.

Divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih dari Rp 32 miliar menjadi Rp 71 miliar, terutama karena tingkat hunian yang lebih tinggi di Menara Astra dan pengakuan laba dari proyek pengembangan Asya Residences.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Laba Astra Terkoreksi 8% di Q1-2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular