Corona Picu Resesi Global, Obligasi AS Diborong Investor

Haryanto, CNBC Indonesia
09 March 2020 11:58
Imbal hasil (yield) treasury 10-tahun AS menembus di bawah 0,5% untuk pertama kalinya, yang menyentuh level terendah sepanjang masa di level 0,487%.
Foto: US Treasury, Bond, Obligasi (Ilustrasi Obligasi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Imbal hasil (yield) treasury 10-tahun AS menembus di bawah 0,5% untuk pertama kalinya, yang menyentuh level terendah sepanjang masa di level 0,487%. Imbal hasil obligasi bergerak berlawanan dengan harga.

Sementara imbal hasil Treasury 30-tahun juga mencapai rekor terendah 0,974%, melewati batas ambang 1% untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Penurunan dalam nilai yield AS dipicu oleh semaraknya wabah virus corona dan juga koreksi harga minyak antara OPEC dan Rusia, yang membuat investor memborong obligasi pemerintah AS pada saat pasar keuangan dunia kurang kondusif.

Corona Menghantui Ekuitas, Sentimen Positif Bagi Obligasi ASFoto: Revinitif

Virus corona yang menyebar cepat ke seluruh belahan bumi telah menghantui investor selama berminggu-minggu. Wabah corona tersebut berpotensi mengganggu rantai pasokan global dan mendorong perekonomian ke ambang resesi.

Di sisi lain, perang harga minyak juga memambah bumbu kejatuhan pasar ekuitas yang memberikan angin segar bagi kenaikan harga obligasi. Pekan lalu OPEC dan aliansinya Rusia mengadakan pertemuan di Vienna untuk membahas kebijakan produksi minyak grup tersebut sebagai upaya merespons dampak dari corona yang membuat permintaan minyak turun.


Arab Saudi sebagai pimpinan OPEC mengusulkan pemangkasan produksi minyak lebih dalam sebesar 1,5 juta barel per hari (bpd). OPEC akan menanggung 1 juta bpd sementara Rusia dkk diminta berkontribusi sebesar 500.000 bpd. Namun Rusia menolak usulan itu dan pertemuan OPEC+ tak menghasilkan kesepakatan apa-apa.

Sementara itu, bursa saham berjangka AS jatuh dalam perdagangan akhir pekan, dengan Dow Jones Industrial Average anjlok 1.198 poin pada pembukaan perdagangan Senin (9/3/2020), S&P 500 berjangka dan Nasdaq juga menunjukkan kerugian signifikan.

Di Tengah gejolak pasar, investor terus mencari aset yang lebih aman di tengah kekhawatiran tambahan bahwa virus corona akan mengganggu rantai pasokan global dan mendorong perekonomian ke dalam resesi.

Faktor-faktor di atas inilah yang paling berkontribusi menguatnya harga obligasi AS.

Di sisi lain, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pekan lalu memangkas suku bunga 50 bps, yang merupakan pemangkasan darurat pertama sejak krisis keuangan. Sementara pasar telah menetapkan harga dalam pelonggaran yang lebih agresif dengan pengurangan 75 basis poin pada pertemuan Fed (18/3/2020), menurut alat CME FedWatch.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/hps) Next Article Investor Serbu Lelang Sukuk Perdana, Permintaan Membumbung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular