
Anjloknya IHSG Berikan Angin Segar Obligasi RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Kamis (12/3/2020) terapresiasi oleh penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai 5,01% dan memicu pembekuan sementara perdagangan (trading halt).
Naiknya harga obligasi tidak senada dengan koreksi yang terjadi di pasar surat utang negara berkembang lainnya.
Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun, sedangkan untuk FR0082 bertenor 10 tahun justru melemah.
Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan penurunan yield4 basis poin (bps) menjadi 7,43%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 12 Mar'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 11 Mar'20 (%) | Yield 12 Mar'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 12 Mar'21 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.126 | 6.105 | -2.10 | 6.2052 |
FR0082 | 10 tahun | 6.974 | 6.98 | 0.60 | 7.1273 |
FR0080 | 15 tahun | 7.474 | 7.434 | -4.00 | 7.6203 |
FR0083 | 20 tahun | 7.517 | 7.504 | -1.30 | 7.5363 |
Sumber: Refinitiv
Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) justru melemah. Indeks tersebut turun 2,27 poin (0,82%) menjadi 273,85 dari posisi kemarin276,12.
Apresiasi di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan anjloknya di pasar saham dan rupiah di pasar valas.
Obligasi Kembali Diminati
Naiknya harga SUN tidak senada dengan pelemahan di pasar surat utang pemerintah negara Amerika Serikat (AS). Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN menjadi yang terbaik di antara negara berkembang lainnya dan AS.
Dari pasar surat utang negara berkembang terpantau melemah, sedangkan pada negara maju, hampir semua mengalami penurunan yield kecuali Asia, sehingga mayoritas obligasi negara maju tersebut menguat.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 11 Mar'20 (%) | Yield 12 Mar'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 7.13 | 7.06 | -7.00 |
China (A+) | 2.693 | 2.678 | -1.50 |
Jerman (AAA) | -0.757 | -0.783 | -2.60 |
Prancis (AA) | -0.264 | -0.325 | -6.10 |
Inggris Raya (AA) | 0.283 | 0.227 | -5.60 |
India (BBB-) | 6.139 | 6.216 | 7.70 |
Jepang (A) | -0.064 | -0.055 | 0.90 |
Malaysia (A-) | 2.908 | 2.947 | 3.90 |
Filipina (BBB) | 4.197 | 4.524 | 32.70 |
Rusia (BBB) | 6.91 | 7.53 | 62.00 |
Singapura (AAA) | 1.19 | 1.266 | 7.60 |
Thailand (BBB+) | 1.01 | 1.19 | 18.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.708 | 0.725 | 1.70 |
Afrika Selatan (BB+) | 9.185 | 9.595 | 41.00 |
Sumber: Refinitiv
Hal tersebut mencerminkan investor global beralih fungsi dari sentimen risiko ke obligasi pemerintah di sejumlah negara maju kecuali AS dan juga mengalirkan dananya ke SUN Garuda yang paling baik dibandingkan negara berkembang lainnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Investor Serbu Lelang Sukuk Perdana, Permintaan Membumbung