
Investor Getol Beli Saham, Obligasi Ditinggalkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Jumat (13/3/2020) terkoreksi karena investor masuk ke aset berisiko kembali. Ini terihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang secara mengejutkan berhasil menguat.
Hari ini, IHSG ditutup menguat 0,24% menjadi 4.907,57. Peningkatan minat ke aset berisiko seperti saham membuat harga Surat Berharga Negara (SBN) terkoreksi.
Data Refinitiv menunjukkan penurunan harga SBN di empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Seri acuan yang paling naik hari ini adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan kenaikan yield20,4 basis poin (bps) menjadi 6,31%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Yield Obligasi Negara Acuan 13 Mar'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 12 Mar'20 (%) | Yield 13 Mar'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 13 Mar'21 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.105 | 6.309 | 20.40 | 6.5969 |
FR0082 | 10 tahun | 6.98 | 7.248 | 26.80 | 7.2731 |
FR0080 | 15 tahun | 7.434 | 7.445 | 1.10 | 7.8122 |
FR0083 | 20 tahun | 7.504 | 7.651 | 14.70 | 7.7064 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) justru melemah. Indeks tersebut turun 2,89 poin (1,06%) menjadi 270,96 dari posisi kemarin 273,85.
Penurunan harga SBN senada dengan pelemahan di pasar surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS). Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN yang menjadi terburuk ketiga di antara negara berkembang lainnya.
Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju terpantau melemah, yang kesemuanya mengalami kenaikan yield.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 12 Mar'20 (%) | Yield 13 Mar'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 7.06 | 8.98 | 192.00 |
China (A+) | 2.678 | 2.721 | 4.30 |
Jerman (AAA) | -0.783 | -0.641 | 14.20 |
Prancis (AA) | -0.325 | -0.042 | 28.30 |
Inggris Raya (AA) | 0.227 | 0.319 | 9.20 |
India (BBB-) | 6.216 | 6.32 | 10.40 |
Jepang (A) | -0.055 | -0.003 | 5.20 |
Malaysia (A-) | 2.947 | 3.038 | 9.10 |
Filipina (BBB) | 4.524 | 4.83 | 30.60 |
Rusia (BBB) | 7.53 | 7.81 | 28.00 |
Singapura (AAA) | 1.266 | 1.477 | 21.10 |
Thailand (BBB+) | 1.19 | 1.35 | 16.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.725 | 0.861 | 13.60 |
Afrika Selatan (BB+) | 9.595 | 9.735 | 14.00 |
Sumber: Refinitiv
Hal tersebut mencerminkan investor global beralih fungsi dari obligasi pemerintah dan mengalirkan dananya kembali untuk masuk ke aset berisiko.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Investor Serbu Lelang Sukuk Perdana, Permintaan Membumbung