Tak Cuma Pasar Saham, Pasar Obligasi RI Juga Ikut Tertekan

Haryanto, CNBC Indonesia
11 March 2020 17:58
Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Rabu (11/3/2020) masih tertekan karena investor cenderung membeli obligasi negara maju.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Rabu (11/3/2020) masih tertekan karena investor cenderung membeli obligasi negara maju. Perkembangan terbaru dari wabah virus corona membuat investor ikut menahan diri membeli aset-aset fixed income.

Data Refinitiv menunjukkan penurunanharga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 11,4 basis poin (bps) menjadi 7,52%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Sementara untuk yield FR0081 yang bertenor 5 tahun menjadi satu-satunya yang melemah dengan penurunan sebesar 8,9% menjadi 6,13%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 11 Mar'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 10 Mar'20 (%)

Yield 11 Mar'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 11 Mar'21 (%)

FR0081

5 tahun

6,215

6,126

-8,90

6,0534

FR0082

10 tahun

6,903

6,974

7,10

6,9354

FR0080

15 tahun

7,444

7,474

3,00

7,3741

FR0083

20 tahun

7,403

7,517

11,40

7,4675

Sumber: Refinitiv

Pelemahan pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) justru menguat. Indeks tersebut naik 0,33 poin (0,12%) menjadi 276,12dari posisi kemarin275,79.

Koreksi di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan penguatan di pasar saham dan rupiah di pasar valas.

 

Buru Obligasi Negara Maju
Turunnya harga SUN tidak senada dengan penguatan di pasar surat utang pemerintah negara AS. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN menjadi yang terburuk kelima dengan penurunan 7,1 bps setelah Brasil, Afrika Selatan, Filipina dan India.

Dari pasar surat utang negara berkembang terpantau melemah, sedangkan pada negara maju, hampit semua mengalami penurunan yieldkecuali Rusia, sehingga mayoritas obligasi negara maju tersebut menguat.

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 10 Mar'20 (%)

Yield 11 Mar'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6,715

7,13

41,50

China (A+)

2,67

2,693

2,30

Jerman (AAA)

-0,739

-0,757

-1,80

Prancis (AA)

-0,297

-0,264

3,30

Inggris Raya (AA)

0,301

0,283

-1,80

India (BBB-)

6,066

6,139

7,30

Jepang (A)

-0,04

-0,064

-2,40

Malaysia (A-)

2,901

2.908

0,70

Filipina (BBB)

4,122

4,197

7,50

Rusia (BBB)

6,45

6,91

46,00

Singapura (AAA)

1,173

1,19

1,70

Thailand (BBB+)

1

1,01

1,00

Amerika Serikat (AAA)

0,721

0,708

-1,30

Afrika Selatan (BB+)

9,095

9,185

9,00

Sumber: Refinitiv

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang menghindari obligasi pemerintah di sejumlah negara berkembang dan mengalirkan dananya ke obligasi negara maju.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Investor Serbu Lelang Sukuk Perdana, Permintaan Membumbung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular