
Kabar Baik Vaksin Covid-19, Harga Obligasi RI Malah Melorot

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia hari ini, Selasa (21/7/2020) terkoreksi, justru di saat pasar saham dan nilai tukar rupiah mengalami penguatan menyambut kabar kandidat vaksin corona dari China yang telah tiba di Indonesia dan sedang dalam uji klinis.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengkonfirmasi bahwa kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech dalam proses uji klinis tahap tiga di Biofarma.
Sementara penurunan obligasi RI hari ini dipicu oleh lonjakan kasus virus corona yang masih menjadi pusat perhatian atau fokus utama investor untuk kesekian kalinya.
Di Indonesia saat ini, jumlah kasus konfirmasi positif virus corona mencapai nyaris 90 ribu orang, bertambah 1.655, sedangkan korban jiwa mencapai 4.320. Situasi inibisa mempengaruhi psikologis investor.
Seiring bertambahnya jumlah kasus baru maka hal tersebut dapat meningkatkan kekhawatiran akan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mungkin semakin ketat dan bisa meredupkan prospek untuk pemulihan ekonomi yang menuju jurang resesi. Sehingga investor enggan untuk mengalirkan dananya ke pasar keuangan Tanah Air.
Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun dan FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun.
Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0080 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 2,30 basis poin (bps) menjadi 7,541%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Perbandingan Yield SBN RI 21 Juli 2020
Yield Obligasi Negara Acuan 21 Juli'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 20 Juli'20 (%) | Yield 21 Juli'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 21 Juli'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 6.286 | 6.295 | 0.90 | 6.2266 |
FR0082 | 10 tahun | 7.061 | 7.074 | 1.30 | 7.0078 |
FR0080 | 15 tahun | 7.518 | 7.541 | 2.30 | 7.4651 |
FR0083 | 20 tahun | 7.548 | 7.565 | 1.70 | 7.4799 |
Sumber: Refinitiv
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) terpantau menguat. Indeks tersebut naik 0,68 poin atau 0,24% menjadi 282,96 dari posisi kemarin 282,28.
Pelemahan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Selasa ini (21/7/2020), Rupiah menguat 0,2% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.680/US$ di pasar spot.
Penurunan obligasi Tanah Air bahkan terjadi di saat lelang sukuk negara hari ini yang mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed 5 kali dari target indikatif yang sebesar Rp 8 triliun. Koreksi obligasi karena investor mulai masuk pasar ekuitas merespons kabar menggembirakan seputar vaksin corona dan meninggalkan aset pendapatan tetap (fixed income) ini untuk sementara waktu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T