
Kebut Pabrik, Emiten Prajogo Pangestu Rilis Obligasi Rp 1 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan petrokimia milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menerbitkan Obligasi III Tahap I Tahun 2020 Chandra Asri Petrochemical dengan nilai sebanyak-banyaknya sebesar Rp 1 triliun.
Obligasi ini merupakan bagian dari penawaran umum Obligasi Berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical senilai total Rp 5 triliun. Dana hasil penerbitan obligasi ini akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan modal kerja.
Mengacu data prospektus yang dipublikasikan di media massa Kamis ini (16/7/2020), obligasi ini akan diterbitkan dalam tiga seri yakni Seri A 3 tahun, Seri B tenor 5 tahun, dan Seri C tenor 7 tahun. Hanya saja kupon belum ditentukan.
Perseroan sudah menunjuk penjamin emisi (underwriter) yakni PT BCA Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas dan wali amanat dipercayakan kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Obligasi ini sudah mendapatkan rating AA- (double A minus) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Berikut jadwal penerbitan
- Masa penawaran awal: 16-30 Juli 2020
- Perkiraan tanggal efektif: 13 Agustus 2020
- Perkiraan masa penawaran: 18-19 Agustus 2020
- Perkiraan tanggal penjatahan: 24 Agustus 2020
- Perkiraan tanggal pencatatan: 27 Agustus 2020
Dari sisi kinerja, Chandra Asri Petrochemical masih belum sepenuhnya pulih pada 3 bulan pertama tahun 2020 ini. Pasalnya, baik kinerja top line maupun bottom line perusahaan membukukan pertumbuhan negatif.
Bahkan perusahaan masih menderita rugi bersih pada 3 bulan pertama tahun ini sebesar US$ 17,84 juta atau setara dengan Rp 250 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$) dari periode yang sama tahun lalu yang justru laba bersih US$ 17,27 juta atau Rp 242 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini juga minus menjadi sebesar US$ 476,83 juta atau Rp 6,68 triliun dari periode Maret 2019 yakni sebesar US$ 552,22 juta.
Beban penjualan masih tinggi sebesar US$ 10,81 juta, ditambah dengan beban keuangan yang juga masih tingi sebesar US$ 15,84 juta. Sementara perusahaan mendapatkan keuntungan kurs mata uang US$ 1,99 juta.
Direktur TPIA Suryandi, mengatakan kinerja kuartal pertama 2020 perseroan sebagian besar dibentuk oleh lingkungan makro yang menantang, margin petrokimia yang ketat, dan pelemahan permintaan terutama di pasar domestik China karena pandemi Covid- 19.
"Kami mencatat pendapatan Q1 2020 sebesar US$477 juta, EBITDA -US$ 13.5 juta, dan rugi bersih US$ 17 juta. Untuk mengelola dan menavigasi ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya, kami fokus pada tiga imperatif strategis utama, yaitu kelangsungan bisnis,, keunggulan operasional, dan ketahanan keuangan," katanya dalam siaran pers, Jumat (5/6/2020).
"Proyek ekspansi kami yang sedang berlangsung, yaitu pabrik MTBE dan Butene-1 dijadwalkan selesai per rencana pada Q3 2020," jelasnya.
(tas/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lawan Corona! Emiten Prajogo Pangestu Donasi 34.000 Masker
