Gagal Happy Weekend! IHSG Merah, Asing Masuk Cuma Rp 97 M

Tri Putra, CNBC Indonesia
10 July 2020 15:36
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan Jumat (10/7/20) ditutup di zona hijau dengan depresiasi sebesar 0,43% di level 5.031,25.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 47 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 6,6 triliun. Terpantau 142 saham harganya naik, 260 turun, dan 150 stagnan. Di semua pasar, asing masuk Rp 96,62 miliar.

Saham yang paling banyak dibeli asing hari ini adalah PT Bank Central AsiaTbk (BBCA) dengan beli bersih sebesar Rp 147 miliar dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 25 miliar.

Sedangkan saham yang paling banyak dilepas asing hari ini adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan jual bersih sebesar Rp 23 miliar dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 19 miliar.

Sejalan dengan IHSG, bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau hmerah, Hang Seng Index di Hong Kong turun 1,84%, Nikkei di Jepang terdepresiasi sebesar 1,13%, sedangkan Kospi di Korea Selatan juga anjlok 0,81%.

Sedangkan bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau merah, Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,46%, Nikkei di Jepang terapresiasi sebesar 0,21%, sedangkan Indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,45%.

Penurunan bursa di kawasan Benua Kuning terjadi setelah memanasnya situasi di Laut China Selatan (LCS). Klaim China yang menguasai 80% LCS atau 2.000 km area dan latihan militer pekan lalu, mengundang AS masuk ke perairan.

Pekan lalu bomber B-52H dan dua kapal induk Nimitz dan USS Ronald Reagon melakukan latihan perang di kawasan. Sedangkan China, yang juga melakukan latihan serupa lebih dulu, menyiagakan militer di Kepulauan Paracels dan menyiagakan senjata anti pesawat terbang, DF-21D dan DF-26.

Ketegangan yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir membuat ramalan perang kedua negara di LCS makin nyata.

Beralih ke bursa saham Amerika Serikat (AS) yakni Wall Street, pada penutupan perdagangan Kamis kemarin (Jumat dini hari tadi waktu Indonesia) ditutup variataif.

Indeks komposit Nasdaq yang sarat teknologi melonjak 55,25 poin atau 0,53% menjadi 10.547,75, rekor penutupan tertinggi. Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 361,19 poin atau 1,39% pada 25.706,09, sementara S&P 500 turun 17,89 poin atau 0,56% menjadi 3.152,05.

DJIA turun tajam pada hari Kamis, menghapus kenaikannya untuk minggu ini, di tengah kekhawatiran baru terhadap coronavirus dan dampaknya terhadap ekonomi. Di seluruh wilayah negara bagian AS lonjakan kasus terus berlanjut, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan pembatasan aktivitas kembali dan meredupkan prospek untuk pemulihan ekonomi yang cepat.

Kekhawatiran tentang infeksi coronavirus di Negeri Paman Sam itu naik setelah lebih dari 60.000 kasus Covid-19 baru dilaporkan pada hari Rabu, peningkatan terbesar yang pernah dilaporkan oleh suatu negara dalam satu hari. Sementara Florida melaporkan peningkatan rekor rawat inap.

Saham mencapai posisi terendah mereka sehari setelah Florida melaporkan rekor dalam rawat inap terkait virus corona. Negara juga melaporkan lonjakan rekor dalam kematian Covid. Rata-rata peningkatan kasus harian California juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa.

Namun, ekuitas sedikit pulih, setelah Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan kandidat vaksin coronavirus Moderna kemungkinan akan memasuki uji coba fase 3 pada akhir Juli.

"Ada lebih sedikit alasan untuk optimisme sekarang daripada di bulan April," kata Jason Thomas, kepala ekonom di AssetMark. "Pada bulan April, kami memiliki pandangan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan vaksin, dan ada kemungkinan bahwa kami dapat membuka negara secara bertahap dan melihat pemulihan berkelanjutan."

Selanjutnyarilis data klaim pengangguran AS lebih menggembirakan dari perkiraan. Pasar tenaga kerja adalah masalah yang mengakar di AS yang jalur resistannya paling rendah.

Di mana klaim awal lebih baik dari yang diharapkan, turun sebesar 99 ribu dalam pekan yang berakhir pada 4 Juli menjadi 1,314 juta vs ekspektasi 1,375 juta. Yang menggembirakan, klaim yang berkelanjutan turun 700 ribu menjadi 18,06 juta yang menunjukkan bahwa warga yang kembali mendapatkan pekerjaan terus berlanjut meskipun ada peningkatan kasus COVID-19 baru-baru ini.

Namun, jumlah orang yang mengklaim tunjangan di bawah program Pandemi Unemployment Assistance telah meningkat secara eksponensial, dan ini adalah sesuatu yang akan diperbesar dalam data untuk mendapat tekanan ekstrem di pasar tenaga kerja AS.

Terakhir, laporan data harga Produsen di Amerika Serikat yang tidak termasuk makanan dan energi diperkirakan tumbuh sebesar 0,1%. Sementara harga produsen untuk permintaan akhir termasuk makanan dan energi untuk berada di level yang sama dari periode sebelumnya untuk pertumbuhan 0,4%.

Sebelumnya harga produsen untuk permintaan akhir tidak termasuk makanan dan energi di AS turun 0,1% bulan ke bulan di bulan Mei 2020, menyusul penurunan 0,3% di bulan sebelumnya dan sesuai dengan perkiraan pasar. Tahun ke tahun, harga produsen untuk permintaan akhir termasuk makanan dan energi meningkat 0,4% dari kenaikan 0,6% di bulan April.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular