Pemberian Stimulus Lambat, Pengusaha: Costly & Recovery Lama

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 July 2020 17:50
Ketua KADIN Rosan P Roeslani di acara APINDO bersama KADIN dan HIPMI  menggelar acara Business Gathering bertema
Foto: Ketua KADIN Rosan P Roeslani di acara APINDO bersama KADIN dan HIPMI menggelar acara Business Gathering bertema "Outlook Perekonomian dan Fiscal Policy 2020". (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengeluh stimulus dalam bentuk restrukturisasi kredit dalam pelaksanaannya sulit. Padahal stimulus tersebut sanga dibutuhkan pelaku usaha untuk memulihkan perekonomian nasional.

Hal ini disampaikan Ketua Kadin Rosan P. Roeslani, merespons aspirasi dari banyak pengusaha, terutama di sektor UMKM yang belum banyak mendapatkan fasilitas keringanan bunga dari perbankan.

Kondisi tersebut, kata Rosan, menyebabkan proses pemulihan perekonomian nasional akan memakan waktu yang lama di tengah tekanan yang cukup besar terhadap perekonomian akibat pandemi Covid-19.

"Kalau dilihat tekanan makin besar, kalau stimulus lambat, penyelamatan perekonomian akan jadi lebih costly dan lebih panjang," kata Rosan kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/7/2020).

Dia menyebutkan, saat ini saja, mengacu data Otoritas Jasa Keuangan, perbankan sudah melakukan restrukturisasi kredit sebesar Rp 740,79 triliun untuk 6,56 juta debitur UMKM dan Non UMKM.

Dari jumlah tersebut, realisasi restrukturisasi untuk UMKM sebesar Rp317,29 triliun untuk 5,29 juta debitur dan non-UMKM sebesar Rp 423,5 triliun untuk 1,27 juta debitur.

Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat sampai akhir tahun dan permintaan restrukturisasi diperkirakan akan mencapai Rp 2.800 triliun, nilai ini setara 40-45% dari total kredit di seluruh perbankan.

Rosan menjelaskan, implementasi stimulus di lapangan berjalan sangat lamban. Hal ini terlihat dari insentif bunga untuk UMKM yang belum merata dirasakan pelaku usaha.

"Jadi kalau dilihat dari angka itu masih sangat lambat implementasinya, apalagi teman teman di UMKM, kita dapat laporan insentif bunga dari 6% ke 3% belum dirasakan banyak teman-teman di UMKM," tutur Rosan.

Namun, ia juga merespons positif beberapa inisiasi dari pemerintah yang diharapkan bisa membantu sektor riil melalui penempatan dana pemerintah di Bank Himbara Rp 30 triliun dan penyaluran kredit modal kerja.

"Orang sedang sakit harus kasih stimulus supaya bisa kembali berjalan dan berlari lagi, kalau hanya dikasih puyer memakan waktu lebih lama. Ini harus cepat implementasi dari kebijakan fiskal maupun moneter dan penguatan sektor UMKM dan riil. Kuncinya adalah kecepatan," tandas Rosan.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi, Kian Dekati Rp 950.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular