Internasional

Resesi Kian Dalam, Ekonomi Eropa Diramal Kontraksi 8,7%

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
07 July 2020 17:35
A protester stands among European Union flags outside the Houses of Parliament, after Prime Minister Theresa May's Brexit deal was rejected, in London, Britain, January 16, 2019. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Foto: Uni Eeropa (REUTERS/Clodagh Kilcoyne)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi zona euro diramal kontraksi 8,3% pada 2020, sebelum kembali tumbuh 5,8% pada 2021. Ini merupakan perkiraan terbaru dari Komisi Eropa setelah mengeluarkan outlook yang sama Mei lalu.

Ekonomi negara Perancis, Italia dan Spanyol masing-masing akan berkontraksi lebih dari 10% tahun ini. Uni Eropa sendiri terdiri dari 27 negara anggota.



"Dampak ekonomi dari lockdown lebih parah dari yang kami perkirakan sebelumnya," kata Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis, dikutip dari CNBC International.

"Kami ... menghadapi banyak risiko, termasuk gelombang infeksi (Covid-19) besar lain."

Meski demikian, Komisi Eropa mengatakan kegiatan ekonomi mungkin akan membaik di semester II. Namun, kata dia, ini akan terjadi dengan tidak merata di seluruh negara anggota.



Sebelumnya, Bank Sentral Eropa (ECB) juga telah memperkirakan produk domestik bruto (PDB) di kawasan euro akan anjlok 16% dalam dua kuartal pertama 2020.

Namun, ECB memperkirakan pertumbuhan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang karena ekonomi zona euro telah dibuka kembali.

Sementara itu, untuk pertumbuhan full year di 2020, ECB memproyeksikan ekonomi akan berkontraksi 8,7%. Namun, bank sentral memprediksi akan ada rebound 5,2% pada tahun 2021, dan 3,3% pada tahun 2022.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Skandal Pesawat A400M, Airbus Rugi Rp 20,3 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular