
Laris Manis! Lelang Sukuk Negara Oversubscribed 5,9 Kali

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melakukan lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada hari Selasa ini (7/7/2020) guna memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020.
Seri SBSN yang dilelang adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara-Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk). Lelang SBSN akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai Agen Lelang SBSN. Lelang bersifat terbuka (open auction) dan menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Target indikatif pada lelang hari ini sebesar Rp 7 triliun, permintaan yang masuk senilai Rp 41,61 triliun, dan pemerintah memenangkan sebesar Rp 9,5 triliun dari enam seri tersebut, mengacu data DJPPR Kementerian Keuangan.
Hasil Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) | ||||||
07-Jul-20 | Seri |
|
|
|
| |
| SPNS08012021 | PBS002 | PBS026 | PBS022 | PBS005 | PBS028 |
Jatuh tempo | 08-Jan-21 | 15-Jan-22 | 15-Oct-24 | 15-Apr-34 | 15-Apr-43 | 15 October 2046 |
Yield rerata tertimbang | 3.672% | 5.261% | 6.359% | 7.847% | 8.070% |
|
Penawaran masuk | 0,491 | 19,755 | 7,8645 | 1,8755 | 4,7866 | 6,8337 |
Sumber : djppr.kemenkeu.go.id
Seri acuan yang paling diminati investor adalah PBS002 yang bertenor 16 bulan dengan permintaan yang masuk sebesar Rp 19,755 triliun.
Mengacu dari hasil lelang yang masuk, investor masih cukup optimis terhadap aset pendapatan tetap (fixed income) ini. Hal tersebut terlihat dari permintaan yang masuk melewati target indikatif. Artinya minat investor terhadap obligasi pemerintah cukup baik, dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 5,9 kali.
Sementara pada lelang Surat Utang Negara (SUN) Selasa lalu (30/6/2020) terjadi oversubscribed sebanyak 3,6 kali, yang tercermin dari permintaan yang masuk senilai Rp 72,03 triliun, dan pemerintah memenangkan sebesar Rp 20,5 triliun dari tujuh seri tersebut dengan target indikatif Rp 20 triliun.
Pendanaan syariah di pasar modal dengan cara menerbitkan sukuk, tercatat mengalami perkembangan yang baik. Namun demikian, pencapaian tersebut bisa lebih ditingkatkan lagi, melihat potensinya yang masih besar.
Hingga awal Juni 2020, jumlah kapitalisasi sukuk yang sudah diterbitkan adalah sebesar Rp 29,24 triliun. Nilai ini naik signifikan dari Rp 9,9 triliun yang tercatat di tahun 2015. Meskipun demikian, angka ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan nilai kapitalisasi perbankan syariah yang telah mencapai Rp 535,5 triliun di awal Juni 2020.
Minat investor di pasar modal untuk ikut mendanai pendanaan syariah ini juga meningkat signifikan. Nilai dana kelolaan reksa dana syariah pada awal Juni 2020, tercatat sebesar Rp 58 triliun, naik dari Rp 10 triliun yang tercatat di tahun 2010.
Reksa dana syariah ini memiliki aset dasar berupa instrumen investasi syariah yang merupakan hasil dari penggalangan dana dari skema pendanaan syariah, seperti sukuk, penerbitan instrumen pasar uang syariah bahkan saham syariah.
Hingga April 2020, jumlah investor pemegang sukuk tercatat sebesar 732 investor, naik dari 392 investor di tahun 2016. Investor reksa dana syariah tercatat sebanyak 295.430 investor, naik dari 50.880 investor di tahun 2016.
Sedangkan jumlah investor pemegang saham syariah sudah tercatat sebanyak 477.281 investor, naik dari 159.086 investor di tahun 2016.
Sementara itu ada beberapa investor institusi besar yang sangat berminat untuk melakukan investasi di pasar modal syariah, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), BJPS Ketenagakerjaan, BP Tapera.
Semua ini menunjukkan bahwa potensi jumlah investor masih sangat besar untuk menyerap instrumen investasi syariah dari hasil pendanaan syariah di pasar modal.
Selain itu, Kementerian Keuangan telah melakukan transaksi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan cara Private Placement pada tanggal 1 Juli 2020 kemarin dengan jumlah total sebesar Rp 500 miliar. SBSN yang diterbitkan adalah dua seri Project Based Sukuk (PBS) dengan pokok-pokok ketentuan dan persyaratan dari kedua seri tersebut di antaranya adalah :
![]() SBSN |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Mulai Masuk Obligasi RI, Setelah Sempat Keluar Rp 114 T