
Perhatian! Harga Batu Bara Acuan RI Terendah dalam 4 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - Menguatnya harga minyak mentah turut membawa berkah bagi harga batu bara. Namun kabar kurang mengenakkan datang dari dalam negeri, harga batu bara acuan (HBA) bulan Juli dipatok lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Kemarin (2/7/2020), harga batu bara Newcastle untuk kontrak yang ramai diperjualbelikan kemarin melesat 2,83% ke US$ 54,5/ton. Maklum sebelumnya harga batu bara sempat tertekan. Namun dengan menguatnya harga minyak mentah kemarin turut mengerek naik harga batu bara.
Minyak mentah dan batu bara merupakan sumber energi primer. Relaksasi lockdown dan pembukaan ekonomi membuat mobilitas publik membaik. Hal ini memunculkan adanya harapan bahwa permintaan terhadap bahan bakar baik untuk transportasi dan industri berangsur naik.
Meski menguat signifikan kemarin, pasar masih dibayangi oleh berbagai risiko. Lonjakan kasus Covid-19 secara global tercatat mencapai lebih dari 218,6 ribu dalam sehari pada 1 Juli 2020. Ini merupakan rekor pertambahan tertinggi yang pernah tercatat sejak merebak.
Merespons fenomena ini, WHO menyarankan agar lockdown kembali diterapkan di negara-negara dengan peningkatan jumlah kasus yang signifikan. Leicester dan Beijing yang mengalami lonjakan kasus sudah menerapkan lockdown lokal.
Jika lockdown semakin tereskalasi maka yang ditakutkan adalah permintaan terhadap batu bara terutama untuk sektor komersial dan industri semakin tertekan. Padahal ketika ekonomi mulai dibuka kembali pasar masih tergolong lesu.
China dan India yang merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia mulai fokus untuk menyerap pasokan batu bara domestik dan mengurangi impornya. Padahal China dan India merupakan negara destinasi ekspor batu bara bagi Indonesia.
Lemahnya permintaan batu bara lintas laut (seaborne), membuat Indonesia sebagai salah satu produsen memutuskan untuk melakukan pemangkasan produksi. Pada Rabu (1/7/2020) asosiasi pengusaha tambang batu bara RI (APBI) meminta anggotanya untuk memangkas output sebesar 15% - 20% dari target awal.
Sebagai informasi, Indonesia menargetkan produksi batu bara tahun ini sebanyak 550 juta ton. Pelemahan permintaan dan tingginya stok batu bara di berbagai negara membuat HBA dipatok lebih rendah.
Reuters melaporkan, HBA RI untuk bulan Juli dipatok di US$ 52,16/ton lebih rendah dari bulan Mei di US$ 52,98/ton. Ini menjadi harga terendah sejak bulan Juni 2016 atau terendah dalam empat tahun terakhir.
Bersamaan dengan itu, impor Jepang dan Korea Selatan juga diprediksi akan rendah. Apalagi dengan melimpahnya pasokan gas alam serta murahnya harga akan cenderung membuat kedua negara itu beralih ke gas. Sehingga harga batu bara yang melesat memang masih rawan terkena koreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Usai Terjun Bebas, Harga Batu Bara Akhirnya Naik Tipis