Apa Kesamaan Arsenal dan Rupiah?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2020 06:22
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Well, apa yang terjadi terhadap Arsenal juga sebenarnya mirip-mirip dengan apa yang dalami oleh rupiah, mata uang Republik Indonesia. Buat mata uang, bek bisa diibaratkan sebagai faktor fundamental yang menjadi penopang.

Seperti halnya Arsenal, 'bek' Indonesia juga rapuh. Transaksi berjalan (current account) yang mencerminkan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa masih saja defisit. Sesuatu yang belum bisa dihilangkan sejak 2012.

Pasokan valas dari ekspor-impor barang dan jasa yang seret membuat rupiah cenderung melemah. Pelemahan rupiah menjadi lebih dalam ketimbang saat transaksi berjalan masih surplus.

Sejak 2012-2019, rata-rata rupiah melemah 6,69% per tahun. Sedangkan selama 2004-2011, depresiasi mata uang Ibu Pertiwi adalah 3,07% per tahun.

Betul, rupiah memang menguat tahun lalu. Bahkan menjadi mata uang terbaik ketiga di dunia. Namun ini lebih disebabkan oleh arus modal asing di pasar keuangan alias hot money.

Sepanjang 2019, kepemilikan investor asing di obligasi pemerintah bertambah Rp 168,38 triliun. Di pasar saham, investor asing mencatatkan beli bersih hingga Rp 49,8 triliun, tertinggi setidaknya sejak 1993.

Hot money ini tidak seperti ekspor-impor, sifatnya lebih jangka pendek. Gampang keluar-masuk, fluktuatif, tidak stabil. Saat sentimen memburuk, investor asing beramai-ramai meninggalkan pasar keuangan Indonesia. Kekurangan pasokan 'darah', rupiah pun melemah.

Sejak awal 2020 hingga 19 Juni, Bank Indonesia (BI) mencatat investor asing membukukan jual bersih Rp 142,16 triliun di pasar keuangan Tanah Air. Ini membuat rupiah melemah 1,22% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Tanpa dukungan 'bek' yang kuat, rupiah hanya berharap dari kejutan para 'penyerang' (arus modal asing). Saat para 'penyerang' itu buntu, tidak bisa mencetak gol, maka rupiah hampir pasti kalah karena 'lini belakang' yang rapuh.

Situasi ini merupa dengan Arsenal. Fundamental rupiah saat ini diisi bek macam David Luiz, Holding, dan Mustafi sehingga mudah kebobolan. Ada kalanya Aubameyang cs di lini depan bisa memenangkan Arsenal, seperti halnya arus modal asing membawa rupiah menguat. Namun Arsenal dan rupiah lebih sering mendapat hasil mengecewakan karena fundamental yang reyot...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular