Apa Kesamaan Arsenal dan Rupiah?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2020 06:22
Mesut Ozil (REUTERS/Hannah McKay)
Foto: Mesut Ozil (REUTERS/Hannah McKay)

Problema yang melanda Arsenal sebenarnya agak sistemik. Namun kita bicara soal apa yang terjadi di lapangan saja, urusan non-teknis seperti tingginya beban utang atau kepemimpinan Stan Kroenke yang diragukan tidak perlu dibahas di sini.

Titik lemah Arsenal adalah di lini belakang. Hingga pekan ke-30 musim ini, Arsenal sudah kebobolan 41 gol. Lebih banyak dibandingkan Burnley yang berada di posisi ke-10.

Pada pertandingan versus City, lini pertahanan Arsenal sangat jelas keteteran. David Luiz, bek tengah yang baru didatangkan dari Chelsea pada awal musim ini, membuat dua kesalahan fatal yang masing-masing berujung gol.

Begitu pula kala melawan Brighton. Saat terjadi kemelut di muka gawang, Rob Holding malah menyapu bola ke arah pemain Brighton, Lewis Dunk, dan berujung gol bagi Tim Burung Camar. Sementara gol kedua Brighton yang dibikin Neal Maupay juga terjadi karena Skodran Mustafi kurang sigap dalam melakukan penjagaan.

Intinya lini belakang Arsenal berantakan. Leno adalah kiper jempolan, tetapi kalau para bek di depannya tidak meyakinkan ya susah juga...

Masalah lini belakang di Arsenal sudah terjadi lumayan lama. Namun tidak ada perbaikan, Arsenal tidak (atau belum) kunjung merekrut bek andal dengan harga mahal.

Anehnya, Arsenal malah lebih bernafsu membenahi lini serang. Alexander Lacazette, Aubameyang, dan Nicolas Pepe diamankan jasanya dengan harga mahal. Bahkan nama yang disebut terakhir menjadi rekor pemain termahal di Arsenal, dengan mahar lebih dari GBP 70 juta.

Padahal memiliki lini belakang yang bisa diandalkan menjadi kunci untuk meraih hasil di sepakbola. Saat barisan belakang solid, maka minimal satu angka bisa didapat kalau tidak sedang apes.

Namun kalau lini pertahanan keropos, sebuah tim bagai memulai pertandingan dalam posisi tertinggal. Sebab cepat atau lambat, pasti lawan bakal mencetak gol. Iya kalau para penyerang bisa membuat lebih banyak gol, kalau tidak bagaimana? Kekalahan seakan di depan mata, meski pertandingan belum dimulai.

Belajar dari Liverpool dan City, dua klub terkuat di Inggris saat ini, berinvestasi di lini pertahanan membawa hasil yang sangat memuaskan. Rekor transfer Liverpool saat ini dipegang oleh seorang bek tengah bernama Virgil Van Dijk, yang dibajak dari Southampton dengan biaya GBP 75 juta. Sedangkan City berani membayar hampir GBP 60 juta untuk mendatangkan Aymeric Laporte dari Athletic Bilbao (Spanyol) yang juga berposisi sebagai bek tengah.

Entahlah, tetapi kalau uang lebih dari GBP 70 juta dipakai Arsenal untuk mendatangkan bek tengah, alih-alih Pepe, mungkin hasil yang diraih musim ini bisa saja berbeda. Ingat, uang segitu banyak bisa dipakai untuk merekrut bek sekelas Van Dijk atau Laporte yang dapat membawa kestabilan bagi tim secara keseluruhan.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular