Bagi Rupiah, BI Adalah Virgil Van Dijk

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 May 2019 16:25
Bagi Rupiah, BI Adalah Virgil Van Dijk
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Anrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertahanan rupiah masih kokoh. Gempuran bertubi-tubi dari dolar Amerika Serikat (AS) belum mampu membuat rupiah jatuh ke zona merah. 

Pada Selasa (28/5/2019), US$ 1 dihargai Rp 14.370 kala penutupan perdagangan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Kala pembukaan pasar, rupiah masih mampu menguat 0,1%. Penguatan ini terjadi kala sebagian besar mata uang Asia melemah di hadapan dolar AS. Sepertinya jalan rupiah menuju penguatan empat hari beruntun begitu terbuka. 


Namun boro-boro semakin menguat. Apresiasi rupiah malah menipis dan tidak lama kemudian habis. Rupiah pun stagnan, dan bertahan di zona netral hampir seharian. 


Jelang tutup warung, rupiah sempat berbalik melemah. Namun beberapa menit jelang lapak ditutup, rupiah berhasil kembali menguat meski tipis saja.

Penguatan ini membuat rupiah melanjutkan tren positif. Kini rupiah sudah menguat selama empat hari beruntun. Dalam periode tersebut, apresiasi rupiah mencapai 1,03%. 

 


Rupiah boleh cuma menguat tipis. Namun penguatan 0,03% sudah mampu membawa rupiah menjadi mata uang terbaik ketiga Asia. Walau tidak lagi menjadi raja Asia, tetapi nomor tiga bukan pencapaian yang buruk.

Prestasi rupiah tidak lepas dari penampilan para tetangganya yang kurang memuaskan. Mulai dari yuan China, rupee India, won Korea Selatan, peso Filipina, dolar Singapura, sampai dolar Taiwan tidak mampu melawan keperkasaan dolar AS.
 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 16:09 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Hari ini, dolar AS memang sulit dibendung. Tidak hanya di Asia, mata uang Negeri Paman Sam juga digdaya di level global. Pada pukul 15:35 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,14%. 

Dolar AS berhasil bangkit setelah tertekan cukup lama. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah terkoreksi 0,31% dan selama sebulan ke belakang pelemahannya adalah 0,25%. 



Koreksi dolar AS tersebut membuka peluang terjadinya technical rebound. Dolar AS yang sudah relatif murah menarik minat investor. Aksi borong terjadi, dolar AS pun menguat. 


Mengapa rupiah masih bisa menguat? Sepertinya ada perang Bank Indonesia (BI) di situ. Intervensi bank sentral di pasar valas dan Surat Berharga Negara (SBN) tampaknya bisa meredam pelemahan rupiah agar tetap terbatas, tidak semakin dalam. 

Hari ini BI tampil bagai Virgil van Dijk. Gubernur Perry Warjiyo dan kolega gigih menjaga setiap jengkal pertahanan rupiah agar dolar AS tidak bisa melakukan penetrasi. Seperti halnya yang dilakukan Van Dijk dalam menjaga pertahanan Liverpool dan tim nasional Belanda.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular