Laris Manis, Kupon Sukuk Global RI Lebih Rendah Dari UEA

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 June 2020 14:56
Green Sukuk Rifel seri 5T006 (CNBC Indonesia/Yuni Astuti)
Foto: Green Sukuk Rifel seri 5T006 (CNBC Indonesia/Yuni Astuti)

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah Republik Indonesia kembali menerbitkan Sukuk Global di pasar internasional dengan denominasi US Dollar sebesar US$ 2,5 miliar. Sukuk global yang diterbitkan ini terdiri dari tiga tenor berbeda, dengan tenor 5 tahun sebesar US$ 750 juta, 10 tahun sebesar US$ 1 miliar, dan tenor 30 tahun sebesar US$ 750 juta dengan akad Wakalah.

Kementerian Keuangan mencatat salah satu pencapaian penting dalam penerbitan ini yakni pencapaian kupon terendah untuk tenor 5 dan 10 tahun untuk Sukuk Global, merupakan penerbitan Sukuk Global Indonesia pertama untuk tenor 30 tahun dengan kupon terendah dalam penerbitan Sukuk di pasar keuangan global.

Adapun kupon untuk tenor 5 tahun sebesar 2,30%, untuk tenor 10 tahun sebesar 2,80%, dan untuk tenor 30 tahun sebesar 3,80%. Jika dibandingkan dengan Global Bond yang diterbitkan pada Januari 2020, penerbitan kali ini mendapatkan yield atau imbal hasil yang lebih baik.

Bahkan dibandingkan sukuk negara lain, yield Sukuk Global RI pun lebih bagus. Salah satunya jika dibandingkan sukuk milik Uni Emirat Arab, The Emirate of Sharjah, dengan nilai US$ 1 miliar dan yield 2,94% yang diterbitkan pada Juni 2020.

Dari sisi rating jika dibandingkan negara lain, rating yang diberikan pada sukuk Indonesia jauh lebih bagus ketimbang sukuk global bertenor 7 tahun yang diterbitkan oleh Uni Emirat Arab. Setiap seri sukuk global ini telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody's Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings. Sementara The Emirate of Sharjah, disematkan Baa2 oleh Moody S&P BBB (outlook negatif).

Selain itu, dengan besarnya orderbook, Pemerintah dapat menekan harga sampai 70 bps dari harga penawaran awal (initial price guidance) dan di bawah indikatif fair value. Antara harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.

Imbal hasil ini pun lebih bagus dibandingkan penerbitan di Januari 2020, yakni Obligasi Global seri RI0230 dengan tenor 10 tahun senilai US$1,2 miliar yang memiliki yield sebesar 2,88% dan seri RI0250 bertenor 30 tahun senilai US$800 juta yang memiliki yield sebesar 3,55%.

Selain itu meski kondisi pasar masih volatil minat investor terhadap Sukuk Global Pemerintah Republik Indonesia ini pun sangat besar, dan terlihat dari oversubcribed hampir 6,7 kali dibandingkan dengan target emisi. Total orderbook yang masuk mencapai US$ 16,66 miliar sementara target pemerintah sebesar US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 34 triliun (kurs Rp 14.000).

Berdasarkan catatan Kementerian Keuangan Sukuk Global ini ini mendapatkan permintaan yang luar biasa dari investor global yang qualified dan beragam. Hal ini pun memperkokoh dan memperdalam pasar sukuk, serta dan menunjukkan kepercayaan investor yang kuat terhadap Indonesia.

Adapun distribusi investor untuk tenor 5 tahun sebesar 32% investor syariah dari Timur Tengah dan Malaysia, 5% investor Indonesia, 40% investor Asia kecuali Indonesia, 12% investor Amerika Serikat dan 11% investor Eropa.

Sementara untuk sukuk dengan tenor 10 tahun didistribusikan sebesar 31% investor syariah, 5% investor Indonesia, 34% investor Asia kecuali Indonesia, 18% investor Amerika Serikat, dan 12% investor Eropa. Sedangkan untuk sukuk global dengan tenor 30 tahun didistribusikan sebesar 10% untuk investor syariah, 5% investor Indonesia, 44% investor Asia kecuali Indonesia, 8% investor Amerika Serikat, dan 33% investor Eropa.

Penerbitan Sukuk Global kali ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai atau secara dual listing serta akan dilaksanakan setelmen pada 23 Juni 2020.

Penerbitan Sukuk Global RI ini juga sebagai kelanjutkan komitmen dalam pembiayaan berkelanjutan dengan mendedikasikan tenor 5 tahun sebagai Green Sukuk. Hal ini menunjukkan komitmen, leadership serta kontribusi Pemerintah di komunitas global terkait pembiayaan perubahan iklim. Green Sukuk kali ini merupakan penerbitan Green Sukuk yang ke tiga kalinya di pasar global, di samping penerbitan Green Sukuk Ritel di akhir 2019.

Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan rencana pembiayaan Pemerintah tahun 2020, termasuk untuk mengakomodir kebutuhan APBN dalam penanganan dampak pandemi COVID-19, sekaligus untuk memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global dan mendukung pengembangan keuangan syariah di Kawasan Asia.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Garuda Negosiasi Utang Rp 7,5 T, Setujukah Pemegang Sukuk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular