Oversubcribed 6,7X, Sukuk Global RI Kebanjiran Permintaan

dob, CNBC Indonesia
18 June 2020 18:56
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman  (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Di tengah kondisi pasar yang masih sangat volatile, Sukuk Global Pemerintah Republik Indonesia kebanjiran permintaan hingga  oversubcribed hampir 6,7 kali dibandingkan dengan target emisi. Total orderbook yang masuk mencapai US$ 16,66 miliar sementara target pemerintah sebesar US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun (kurs Rp 14.000).

Berdasarkan siaran pers dari Kementerian Keuangan, Sukuk Global iniberdenominasi Dollar AS dalam format - 144A /Reg S Trust Certificate.Sukuk dengan akadWakalah ini dibagi dalam 3 seri yakni dengan tenor 5 tahun sebesar US$ 750 juta, 10 tahun sebesar US$ 1 miliar, dan tenor 30 tahun sebesar US$ 750 juta. Setiap seri telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody's Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.

Sukuk Global ini diterbitkan melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III, sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah Republik Indonesia khusus untuk melakukan penerbitan SBSN. Penerbitan Sukuk Global kali ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai (dual listing) serta akan dilaksanakan setelmen pada tanggal 23 Juni 2020, dengan imbal hasil (yield) sebesar 2,30% untuk tenor 5 tahun, 2,80% untuk tenor 10 tahun dan 3,80% untuk tenor 30 tahun.

Pemerintah kembali melanjutkan komitmen dalam pembiayaan berkelanjutan dengan mendedikasikan tenor 5 tahun sebagai Green Sukuk yang menunjukkan komitmen, leadership serta kontribusi Pemerintah di komunitas global terkait pembiayaan perubahan iklim.

Green Sukuk kali ini merupakan penerbitan Green Sukuk yang ke tiga kalinya di pasar global, di samping penerbitan Green Sukuk Ritel di akhir tahun 2019.

Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan rencana pembiayaan Pemerintah tahun 2020 termasuk untuk mengakomodir kebutuhan APBN dalam penanganan dampak pandemi Covid-19 sekaligus untuk memperkokoh posisi Indonesia di pasar keuangan syariah global dan mendukung pengembangan keuangan syariah di Kawasan Asia.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Garuda Negosiasi Utang Rp 7,5 T, Setujukah Pemegang Sukuk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular