
Berkat BI, Kurs Poundsterling Dekati Level Terendah 8 Bulan

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar poundsterling melemah melawan rupiah pada perdagangan Kamis (18/6/2020) hingga mendekati level penutupan terendah dalam 8 bulan terakhir. Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuannya membuat rupiah kembali perkasa.
Pada pukul 14:22 WIB, GBP 1 setara Rp 17.548,93, poundsterling melemah 0,33% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Posisi poundsterling saat ini tidak jauh dari level penutupan terendah 8 bulan Rp 17.538,26/GBP yang dicapai pada 5 Juni lalu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo beberapa saat lalu mengumumkan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4,25% atau turun 25 basis poin (bps) dari sebelumnya.
Gubernur Perry bersama dengan Dewan Gubernur lainnya memandang kebijakan untuk menurunkan bunga acuan 25 bps tersebut sejalan dan konsisten dengan upaya menjaga stabilitas perekonomian di era Covid-19 ini.
"Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia," kata Perry.
Penurunan suku bunga tersebut sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia.
Dengan diturunkannya suku bunga tentunya berdampak bagus bagi perekonomian Indonesia yang sedang merosot. Penurunan suku bunga BI diharapkan akan turut menurunkan suku bunga kredit.
Suku bunga kredit yang lebih rendah tentunya akan menarik bagi dunia usaha maupun rumah tangga untuk mengambil pinjaman, sehingga roda perekonomian kembali berputar. Rupiah pun mendapat tenaga untuk kembali menguat.
Tidak hanya BI, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) sore nanti juga akan mengumumkan kebijakan moneter. Bank sentral yang dipimpin oleh Andrew Bailey ini diprediksi akan menambah stimulus moneternya guna meredam dampak Covid-19 ke perekonomian.
Reuters melaporkan, BoE setidaknya akan menambah nilai program pembelian asetnya (quantitative easing/QE) sebesar 100 miliar poundsterling hingga menjadi 745 miliar poundsterling.
Tambahan stimulus baik dari dalam maupun luar negeri tentunya membuat sentimen pelaku pasar global membaik. Saat sentimen membaik, maka aliran modal akan kembali masuk ke Indonesia yang memberikan imbal hasil tinggi, sehingga rupiah menjadi perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diborong Spekulan, Kurs Poundsterling Menuju Rp 20.000/GBP
