Ekonom Mandiri Sebut BI 7 Day RR Bisa 4%, Ini Alasannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memproyeksikan Bank Indonesia (BI) mempunyai ruang untuk memangkas suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25-50 basis poin di semester kedua tahun ini dari posisi suku bunga acuan 4,5% pada Mei 2020.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro berpendapat, penurunan ini disebabkan oleh ekspektasi tingkat inflasi yang rendah di bawah 3%.
"Kami menilai ada ruang di Bank Indonesia [memangkas suku bunga] sekitar 25-50 bps, kita masih komptitif untuk jaga capital inflows tetap ada di Indonesia," tutur Andry, dalam Economic Outlook Bank Mandiri secara virtual, Rabu (17/6/2020).
Ekspektasi Bank Mandiri, suku bunga acuan pada kisaran 4,5% sudah cukup menjaga inflasi rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah.
Tidak hanya itu, adanya stimulus dari Bank Sentral Amerika Serikat, juga akan mendorong penguatan mata uang Garuda menguat lebih lanjut meskipun suku bunga acuan diturunkan.
"Ada potensi kalau stimulus dari Bank sentral AS kemudian dialirkan oleh investor yang mulai pasang posisi risk on, memang bisa membuat rupiah berada di jalur fundamentalnya," jelasnya.
Sementara itu, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia berujung pada ekspektasi bahwa acuan penentuan suku bunga kredit dan tabungan itu bakal berada di level 4,25%, turun 25 basis poin (bps) dari posisi sekarang dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia yang akan diumumkan siang ini.
[Gambas:Video CNBC]
Corona Pengaruhi Pariwisata Hingga Investasi, Ini Respons BI
(hps/hps)