Corona Pengaruhi Pariwisata Hingga Investasi, Ini Respons BI

Lidya Julita Sembiring-Kembaren, CNBC Indonesia
20 February 2020 14:44
Langkah ini ditempuh untuk menjaga performa perekonomian domestik di tengah ancaman penyebaran virus Corona.
Konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia edisi Februari 2020. (CNBC Indonesia/Lidya Julita Sembiring)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan. Langkah ini ditempuh untuk menjaga performa perekonomian domestik di tengah ancaman penyebaran virus Corona.

Pada Kamis (20/2020), Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%. "Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan perkiraan inflasi yang tetap terkendali, stabilitas eksternal yang aman, serta preemtif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah tertahannya proses pemulihan ekonomi global sehubungan terjadinya Covid-19," papar Perry Warjiyo, Gubernur BI, dalam konferensi pers usai RDG edisi Februari 2020 di kantornya, Jakarta.


Virus Corona atau Covid-19, lanjut Perry, akan menekan pertumbuhan ekonomi China dan menghambat perekonomian global setidaknya pada kuartal I-2010. Oleh karena itu, BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2020 dari 3,1% menjadi 3%.

Pelambatan ekonomi global tentu berdampak kepada Indonesia. Untuk 2020, BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dari 5.1-5,5% menjadi 5-5,4%.

Namun, BI menilai dampak penyebaran virus Corona bersifat V-Shape. Penurunan akan terjadi dengan cepat, tetapi pemulihan juga memakan waktu tidak lama.

Oleh karena itu, BI meramal pemulihan akan terjadi pada 2021. Pertumbuhan ekonomi global 2021 diperkirakan sebesar 3,4%, meningkat dari perkiraan sebelumnya yaitu 3,2%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 diperkirakan meningkat menjadi 5,2-5,6%.

"Revisi prakiraan ini terutama karena pengaruh jangka pendek terhadap pemulihan ekonomi dunia pasca Covid-19 yang mempengaruhi lewat pariwisata, perdagangan, dan investasi," kata Perry.

Penerimaan devisa pariwisata akibat penyebaran virus Corona, menurut Perry, adalah US$ 1,3 miliar. Sementara dampak kepada ekspor adalah US$ 0,3 miliar dan impor US$ 0,7 miliar. Terhadap investasi, khususnya dari China, adalah US$ 0,4 miliar.


(aji/aji) Next Article Bunga Acuan BI Ditahan Hari Ini, Nanti Bisa Turun Nggak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular