
Harga Minyak US$ 40, Harga Batu Bara Siap Tembus US$ 60/ton?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 June 2020 09:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal Newcastle untuk kontrak yang ramai ditransaksikan kembali ditutup menguat pada perdagangan Selasa kemarin. Kenaikan harga minyak seiring dengan pembukaan kembali ekonomi jadi sentimen positif yang turut melambungkan harga batu bara.
Selasa kemarin (2/6/2020), harga batu bara kontrak berjangka berhasil ditutup menguat 0,36% ke US$ 56,5/ton. Harga batu bara cenderung berada pada tren naik sejak memasuki bulan Mei. Kenaikan harga batu bara terjadi seiring dengan melesatnya harga minyak mentah.
Kenaikan harga minyak dipicu oleh membaiknya fundamental si emas hitam. Pembukaan ekonomi secara bertahap di berbagai negara terutama di AS yang merupakan konsumen minyak terbesar di dunia turut mendongkrak permintaan bahan bakar dan membantu mengurangi timbunan stok. '
Dari sisi pasokan, pemangkasan produksi yang dilakukan oleh para kartel minyak yang terdiri dari Arab Saudi, Rusia dan koleganya (OPEC+) sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) juga jadi pendorong kenaikan harga minyak. OPEC+ dijadwalkan akan bertemu secara online pada 4 Juni ini untuk membahas kelanjutan pemangkasan produksi minyak ke depannya.
Batu bara dan minyak merupakan sumber energi primer. Walau penggunaannya berbeda, minyak untuk bahan bakar transportasi dan batu bara untuk pembangkit listrik, kenaikan harga minyak yang signifikan turut jadi sentimen positif bagi harga batu bara.
Kembali dibukanya perekonomian juga turut jadi faktor yang membuat harga si batu hitam membaik seiring dengan munculnya harapan bahwa permintaan listrik untuk sektor komersial dan industri yang sempat anjlok berangsur-angsur membaik.
Risk appetite investor yang berangsur pulih juga tercermin dari kenaikan harga aset-aset berisiko seperti saham. Wall Street tetap melaju kencang dan ditutup manis dini hari tadi. Indeks Dow Jones memimpin penguatan sebesar 1,1% ke 25.742,65, disusul S&P 500 0,8% ke 3.080,82, dan Nasdaq 0,6% ke 9.608,37.
Jika hari ini harga minyak mentah kembali ditutup dengan penguatan, begitu juga dengan aset-aset berisiko lain tetap terapresiasi, maka jalan menuju level US$ 60/barel untuk harga batu bara menjadi sedikit terbuka di tengah tema besar di pasar yang masih sumringah akan isu new normal.
Namun terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh komoditas batu bara ke depan seperti tekanan dari para pembuat kebijakan untuk semakin beralih ke sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, tingginya stok di India dan kemungkinan impor China yang lebih rendah karena beralih ke pasokan domestik hingga hubungan Australia-China yang panas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Batu Bara Sentuh Level Terendah Sejak September 2019
Selasa kemarin (2/6/2020), harga batu bara kontrak berjangka berhasil ditutup menguat 0,36% ke US$ 56,5/ton. Harga batu bara cenderung berada pada tren naik sejak memasuki bulan Mei. Kenaikan harga batu bara terjadi seiring dengan melesatnya harga minyak mentah.
Dari sisi pasokan, pemangkasan produksi yang dilakukan oleh para kartel minyak yang terdiri dari Arab Saudi, Rusia dan koleganya (OPEC+) sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) juga jadi pendorong kenaikan harga minyak. OPEC+ dijadwalkan akan bertemu secara online pada 4 Juni ini untuk membahas kelanjutan pemangkasan produksi minyak ke depannya.
Batu bara dan minyak merupakan sumber energi primer. Walau penggunaannya berbeda, minyak untuk bahan bakar transportasi dan batu bara untuk pembangkit listrik, kenaikan harga minyak yang signifikan turut jadi sentimen positif bagi harga batu bara.
Kembali dibukanya perekonomian juga turut jadi faktor yang membuat harga si batu hitam membaik seiring dengan munculnya harapan bahwa permintaan listrik untuk sektor komersial dan industri yang sempat anjlok berangsur-angsur membaik.
Risk appetite investor yang berangsur pulih juga tercermin dari kenaikan harga aset-aset berisiko seperti saham. Wall Street tetap melaju kencang dan ditutup manis dini hari tadi. Indeks Dow Jones memimpin penguatan sebesar 1,1% ke 25.742,65, disusul S&P 500 0,8% ke 3.080,82, dan Nasdaq 0,6% ke 9.608,37.
Jika hari ini harga minyak mentah kembali ditutup dengan penguatan, begitu juga dengan aset-aset berisiko lain tetap terapresiasi, maka jalan menuju level US$ 60/barel untuk harga batu bara menjadi sedikit terbuka di tengah tema besar di pasar yang masih sumringah akan isu new normal.
Namun terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh komoditas batu bara ke depan seperti tekanan dari para pembuat kebijakan untuk semakin beralih ke sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, tingginya stok di India dan kemungkinan impor China yang lebih rendah karena beralih ke pasokan domestik hingga hubungan Australia-China yang panas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Harga Batu Bara Sentuh Level Terendah Sejak September 2019
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular