
New Normal Segera Berlaku, Sektor Ini Sudah Nyolong Start

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) nampaknya serius ingin sesegera mungkin memutar perekonomian Indonesia. Terbaru 108 kabupaten/kota di 23 provinsi di seluruh Indonesia sudah direstui pemerintah untuk kembali membuka sektor-sektor usaha yang sebelumnya ditutup.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang pertama di Indonesia yaitu di Ibukota Jakarta sudah berlangsung sejak 10 April, sementara daerah-daerah lain menyusul memberlakukan kebijakan yang serupa.
Dengan dibukanya kembali perekonomian di berberapa kabupaten/kota di Indonesia dengan adanya New Normal ini tentunya ini menjadi kabar gembira setelah hampir 2 bulan perekonomian di Indonesia terganggu.
Selain itu dibukanya kembali ekonomi tentunya akan menjadi sentimen positif tersendiri bagi pasar modal di Indonesia, apabila ekonomi dibuka kembali maka perusahaan-perusahaan yang tadinya tidak beroperasi dapat kembali beroperasi.
Walaupun secara keseluruhan ini adalah sentimen positif, akan tetapi tentunya efek pembukaan ekonomi berbeda dari satu sektor ke sektor lain. Sektor manakah yang kira-kira paling diuntungkan dari pembukaan kembali ekonomi ini ? Simak analisisnya.
Semenjak kencangnya digaungkan The New Normal sejak 1 minggu lalu dari 10 indeks sektoral yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, sektor yang terbang paling tinggi adalah indeks aneka industri yang terapresiasi 13,55%.
Indeks ini sendiri mencakup sektor aneka industri yaitu sektor-sektor industri di luar industri dasar seperti industri elektronik dan tekstil. Hal ini masuk akal karena saat diberlakukannya PSBB industri elektronik dan tekstil banyak yang terpaksa berhenti beroperasi atau produksinya terganggu dan dengan dibukanya PSBB ini diharapkan produksi industri ini akan kembali lancar.
Sedangkan Indeks yang kenaikannya tidak kalah tinggi yaitu indeks sektor keuangan yang terbang sebanyak 12,26% selama sepekan terakhir. Indeks ini diisi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor perbankan dan jasa keuangan.
Kenaikan ini sendiri terjadi setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan stimulus lanjutan dengan merelaksasi ketentuan di sektor perbankan guna lebih memberikan ruang likuiditas dan permodalan perbankan sehingga stabilitas sektor keuangan tetap terjaga di tengah pelemahan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19.
Sektor yang menjadi tulang punggung IHSG ini memang menjadi perhatian sendiri dari pemangku kebijakan karena apabila sektor perbankan ambruk karena pandemi Covid-19, ditakutkan ambruknya sektor ini akan menimpa sektor-sektor lain dan menyebabkan terjadinya efek domino.
Sedangkan Indeks dengan penurunan terdalam sepekan terakhir adalah Indeks Agriculture yang terdepresiasi 0,11%. Perusahaan-perusahaan yang tergabung di indeks ini termasuk perusahaan di sektor pertanian dan perkebunan.
Tajamnya koreksi di sektor ini sendiri disebabkan oleh turunnya harga-harga hasil pertanian dan perkebunan akibat virus nCov-19 seperti harga CPO yang sudah jatuh 24,96% sejak tahun berjalan. Sektor ini sendiri diprediksi akan menjadi sektor yang paling lama pulih.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp) Next Article Banjir Amunisi New Normal, IHSG Sesi II Bakal Melesat Lagi