Round Up Sepekan

Banjir Sentimen Positif, IHSG Sepekan Semringah!

Haryanto, CNBC Indonesia
30 May 2020 14:35
Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pergerakan IHSG di gedung Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan sepekan ini menguat 207,66 poin atau 4,57% ke level 4.753,61 pada penutupan Jumat (29/5/2020).

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai transaksi pada perdagangan selama sepekan mencapai Rp 86,89 triliun, dengan investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 16,56 triliun di pasar reguler dan negosiasi.

Saham-saham unggulan yang mendorong penguatan sepekan kemarin di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) (24,47%), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) (21,95%), PT Astra International Tbk (ASII) (20,76%), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) (19,5%), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) (18,7%).

 

 

Mengacu data di atas sepekan kemarin, IHSG tak sehari pun berada di zona merah dan penguatan yang paling signifikan terjadi pada awal pembukaan perdagangan hari Selasa (26/5/2020) usai libur Lebaran dengan kenaikan sebesar 1,78%.

Apresiasi IHSG sepekan terdorong oleh investor asing yang kembali masuk pasar saham di tengah berbagai kabar menggembirakan terkait vaksin virus corona, pelonggaran lockdown dan pembukaan kembali ekonomi (reopening) serta rencana pemberian stimulus lanjutan oleh pemerintah AS dan Uni Eropa.

Arus masuk dana asing (capital inflow) mulai mengalir ke pasar modal domestik. Investor asing tampaknya mulai optimistis ekonomi Indonesia akan kembali beraktivitas setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia dan Mal Summarecon di Kota Bekasi yang memberi sinyal new normal ekonomi nasional.

Penguatan IHSG juga terdorong oleh sektor finansial setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja mengeluarkan stimulus lanjutan dengan merelaksasi ketentuan di sektor perbankan guna lebih memberikan ruang likuiditas dan permodalan perbankan. Dengan relaksasi lanjutan ini OJK berharap stabilitas sektor keuangan tetap terjaga di tengah pelemahan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19.

Sementara sentimen positif lainnya juga datang dari perkembangan vaksin penangkal Covid-19 buatan China. Negeri Tirai Bambu akhirnya mempublikasi penelitian soal vaksin corona yang dikembangkannya. Vaksin buatan Beijing Institute Biotechnologies dan CanSino Biological, berhasil memicu terbentuknya antibodi pada puluhan pasien dalam uji klinis tahap awal.

Hasil uji klinis tahap awal ini dipublikasikan di jurnal kesehatan The Lancet pada Jumat lalu (22/5//2020). Vaksin potensial bernama Ad5-nCoV, telah disetujui untuk uji coba manusia pada bulan Maret.

 

Kendati menguat pada sepekan kemarin, namun para pelaku pasar perlu mencermati tensi antara AS-China yang kian membara. Ketika dua ekonomi terbesar di dunia tersebut saling bersitegang, maka dampaknya akan dirasakan oleh banyak negara di dunia ini. Prospek ekonomi global menjadi semakin suram dan pasar keuangan kembali bisa terguncang.

Bursa saham global dan Asia termasuk Indonesia mendapatkan sentimen negatif atas situasi Hong Kong yang mulai memanas karena rencana pemberlakuan UU keamanan nasional. UU ini berisi tujuh pasal yang intinya meminta Hong Kong meningkatkan keamanan nasional.

"Pemerintah AS kemungkinan akan menjatuhkan sanksi terhadap China jika Beijing menerapkan hukum keamanan nasional yang akan memberinya kontrol lebih besar atas Hong Kong," kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O'Brien, dilansir CNBC International, Minggu (24/5/2020).

Rancangan undang-undang tersebut mewakili pengambilalihan Hong Kong, kata O'Brien. Sebagai konsekuensinya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menegaskan bahwa Hong Kong kemungkinan tidak akan dapat mempertahankan otonomi tingkat tingginya.

Memanasnya hubungan AS-China juga tersulut oleh rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengadakan konferensi pers terkait China pada hari Jumat kemarin waktu setempat yang bisa menambah tensi perang saraf antara AS-China. Pengumuman Trump muncul setelah Kongres Rakyat Nasional China menyetujui Undang-Undang (UU) keamanan nasional untuk Hong Kong.

Kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya babak baru perang dagang AS-China jilid dua bisa memberikan gejolak di pasar saham dunia termasuk Indonesia. Ketika geopolitik terjadi maka aset aman (safe haven) cenderung menjadi pilihan, sehingga investor berpotensi menghindari aset berisiko (risk aversion) untuk sementara waktu.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/miq) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular