
Hadapi COVID-19, Bank Mega Jaga Efisiensi Usaha Tetap Tinggi
Hidayat Arif Subakti, CNBC Indonesia
21 May 2020 14:17

Jakarta, CNBC Indonesia -Di tengah pandemi vidur corona (Covid-19), PT Bank Mega Tbk (MEGA) berhasil meningkatkan efisiensi usaha. Hal tersebut tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang mencapai 69%.
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib mengatakan likuiditas harus tetap dijaga karena menjadi aspek yang sangat vital di sektor perbankan. Kondisi likuiditas ini yang juga mempengaruhi BOPO Bank Mega.
"Kalo kita lihat BOPO di kuartal- I 69% sedangkan BOPO perbankan sekitar 83,6% dan BOPO bank BUKU III 88,7%, ini menunjukkan keberhasilan Bank Mega dalam melakukan efisiensi, terutama masa pandemi ini pendapatan perusahaan akan menurun secara umum sehingga efisiensi semakin penting," ungkap Kostaman dalam dialog bersama CNBC Indonesia, Rabu (20/05/2020).
Menurut Kostaman, saat ini sektor perbankan harus pandai melakukan efisiensi karena harus menjaga likuiditas tetap stabil di tengah keringanan kredit yang diberikan kepada para debitur. Bank Mega bahkan telah melakukan sejumlah efisiensi untuk untuk menjaga kecukupan modal dan likuiditas terhadap profitabilitas.
"Demikian juga Bank Mega, efisiensi yang kami lakukan ada beberapa hal pertama bagaimana kita mereview bisnis proses, bagaimana lebih simpel kemudian kedua melakukan otomasi oleh komputer atau robot, ketiga transformasi digital untuk menyesuaikan diri dengan perilaku customer," ujar Kostaman.
Seperti yang diketahui pada kuartal-I tahun ini, Bank Mega memiliki likuiditas yang cukup longgar yang tercermin dari LDR 67,5%. Level tersebut sangat rendah bila dibandingkan perbankan BUKU III yang berada di angka 98,2% atau bank BUKU III konvensional yang sudah 101%.
Menurut Kostaman, saat ini masih ada 32,5% aset likuid Bank Mega yang perlu dijaga, dimana biasanya pihak Bank menempatkan sejumlah likuid di Government Bond yang setiap saat bisa direpo ke Bank Indonesia.
(dob/dob) Next Article Yang Lain Ketat, Bank Mega Jaga Likuiditas Longgar
Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib mengatakan likuiditas harus tetap dijaga karena menjadi aspek yang sangat vital di sektor perbankan. Kondisi likuiditas ini yang juga mempengaruhi BOPO Bank Mega.
"Kalo kita lihat BOPO di kuartal- I 69% sedangkan BOPO perbankan sekitar 83,6% dan BOPO bank BUKU III 88,7%, ini menunjukkan keberhasilan Bank Mega dalam melakukan efisiensi, terutama masa pandemi ini pendapatan perusahaan akan menurun secara umum sehingga efisiensi semakin penting," ungkap Kostaman dalam dialog bersama CNBC Indonesia, Rabu (20/05/2020).
"Demikian juga Bank Mega, efisiensi yang kami lakukan ada beberapa hal pertama bagaimana kita mereview bisnis proses, bagaimana lebih simpel kemudian kedua melakukan otomasi oleh komputer atau robot, ketiga transformasi digital untuk menyesuaikan diri dengan perilaku customer," ujar Kostaman.
Seperti yang diketahui pada kuartal-I tahun ini, Bank Mega memiliki likuiditas yang cukup longgar yang tercermin dari LDR 67,5%. Level tersebut sangat rendah bila dibandingkan perbankan BUKU III yang berada di angka 98,2% atau bank BUKU III konvensional yang sudah 101%.
Menurut Kostaman, saat ini masih ada 32,5% aset likuid Bank Mega yang perlu dijaga, dimana biasanya pihak Bank menempatkan sejumlah likuid di Government Bond yang setiap saat bisa direpo ke Bank Indonesia.
(dob/dob) Next Article Yang Lain Ketat, Bank Mega Jaga Likuiditas Longgar
Most Popular