
Penjualan Rumah Bakal Turun Sampai Kuartal III-2020
Ratu Rina, CNBC Indonesia
20 May 2020 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak terhadap penurunan penjualan unit properti yang cukup signifikan. Penurunan penjualan ini turut menekan harga properti baik di pasar primer maupun sekunder dan berpotensi terjadi hingga kuartal III-2020.
Direktur PT Ciputra Development TBK (CTRA), Harun Hajadi mengatakan sejauh ini perseroan belum sampai menurunankan harga properti. Namun, ia tidak memungkiri penurunan harga dapat terjadi jika tingkat permintaan dan daya beli masyarakat terus menurun dalam jangka waktu yang panjang.
"Sampai saat ini kita belum menurunkan harga memang, tetapi kan ini semua faktor demand dan supply, jadi kalau demand-nya tidak ada supply nya masih ada ya pasti harga sangat stressed untuk turun. Sehingga kita lihat nanti seberapa panjang ini, kalau berkepanjangan tentunya akan terkadi pressure harga untuk turun," kata Harun dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Rabu (20/05/20).
Menurutnya, penurunan permintaan diproyeksi akan berlangsung hingga kuartal-III 2020. Dengan adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diharapkan permintaan akan kembali naik. Kedepan, tren penurunan harga properti sangat bergantung kepada kondisi perusahaan properti itu sendiri.
"Tetapi kita tidak bisa mengharapkan misalnya Juni itu seperti dibulan Januari atau Februari 2020, setelah kuartal-III misalnya semua ini berjalan baik, pelonggaran PSBB sudah dilakukan dan tidak terjadi disaster yang lebih besar, menurut saya pasar itu pasti kembali karena biar bagaimanapun kebutuhan perumahan itu tetap ada di pasar kita," ujarnya.
"Penurunan harga itu kan bukan saja karena pasar demand dan supply, tetapi juga kemungkinan karena perusahaan itu harus force sale atau tidak, kalau misalnya mereka punya kewajiban yang besar sehingga memaksa mereka harus menurunkan harga itu bisa saja terjadi," ungkapnya.
Harun mengaku, sejauh pihaknya masih tertolong dengan penjualan properti di beberapa kota yang masih positif. Diversifikasi proyek di bebera daerah dinilai cukup membantu ditengah pandemi saat ini.
"Jadi kita punya proyek di lebih dari 35 kota di seluruh Indonesia di mana masing-masing dari daerah mempunyai ciri-ciri tersendiri tetapi kita juga beruntung dengan adanya diversifikasi dari geografis ini, kadang-kadang satu daerah itu mengalami penurunan tetapi ditutup oleh daerah lain yang terjadi peningkatan, jadi diversifikasi ini membantu perusahaan," pungkasnya.
Adapun, "saat ini yang terjadi penurunan cukup signifikan adalah Jakarta, karena Jakarta menerapkan PSBB paling awal. Kemudian sekarang diikuti oleh Surabaya terjadi penurunan yang cukup lumayan. Kita melihat justru yang bagus itu saat ini adalah Semarang, Jawa tengah itu menurut kita luar biasa dan Sumatera Utara di Medan juga pasarnya masih kuat sekali, di Tanggerang juga masih kuat, di daerah Cibubur kurang lebih stagnan, lalu terjadi penurunan yang cukup signifikan juga di Kalimantan," tuturnya.
(hps/hps) Next Article BTN Beri Bunga KPR Murah untuk Milenial, Tertarik?
Direktur PT Ciputra Development TBK (CTRA), Harun Hajadi mengatakan sejauh ini perseroan belum sampai menurunankan harga properti. Namun, ia tidak memungkiri penurunan harga dapat terjadi jika tingkat permintaan dan daya beli masyarakat terus menurun dalam jangka waktu yang panjang.
"Sampai saat ini kita belum menurunkan harga memang, tetapi kan ini semua faktor demand dan supply, jadi kalau demand-nya tidak ada supply nya masih ada ya pasti harga sangat stressed untuk turun. Sehingga kita lihat nanti seberapa panjang ini, kalau berkepanjangan tentunya akan terkadi pressure harga untuk turun," kata Harun dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Rabu (20/05/20).
Menurutnya, penurunan permintaan diproyeksi akan berlangsung hingga kuartal-III 2020. Dengan adanya pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diharapkan permintaan akan kembali naik. Kedepan, tren penurunan harga properti sangat bergantung kepada kondisi perusahaan properti itu sendiri.
"Penurunan harga itu kan bukan saja karena pasar demand dan supply, tetapi juga kemungkinan karena perusahaan itu harus force sale atau tidak, kalau misalnya mereka punya kewajiban yang besar sehingga memaksa mereka harus menurunkan harga itu bisa saja terjadi," ungkapnya.
Harun mengaku, sejauh pihaknya masih tertolong dengan penjualan properti di beberapa kota yang masih positif. Diversifikasi proyek di bebera daerah dinilai cukup membantu ditengah pandemi saat ini.
"Jadi kita punya proyek di lebih dari 35 kota di seluruh Indonesia di mana masing-masing dari daerah mempunyai ciri-ciri tersendiri tetapi kita juga beruntung dengan adanya diversifikasi dari geografis ini, kadang-kadang satu daerah itu mengalami penurunan tetapi ditutup oleh daerah lain yang terjadi peningkatan, jadi diversifikasi ini membantu perusahaan," pungkasnya.
Adapun, "saat ini yang terjadi penurunan cukup signifikan adalah Jakarta, karena Jakarta menerapkan PSBB paling awal. Kemudian sekarang diikuti oleh Surabaya terjadi penurunan yang cukup lumayan. Kita melihat justru yang bagus itu saat ini adalah Semarang, Jawa tengah itu menurut kita luar biasa dan Sumatera Utara di Medan juga pasarnya masih kuat sekali, di Tanggerang juga masih kuat, di daerah Cibubur kurang lebih stagnan, lalu terjadi penurunan yang cukup signifikan juga di Kalimantan," tuturnya.
(hps/hps) Next Article BTN Beri Bunga KPR Murah untuk Milenial, Tertarik?
Most Popular