
BTN Beri Bunga KPR Murah untuk Milenial, Tertarik?
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 February 2020 15:05

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN menargetkan untuk dapat meraup izin Prinsip KPR, baik subsidi maupun non subsidi, sebesar Rp 3 triliun dengan target booked sebesar Rp 1 triliun dengan membidik pasar millennial.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury dalam pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) ke-20 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Sabtu (15/2/2020).
"Tahun ini waktu yang tepat untuk membeli properti karena banyak faktor yang membuat investasi pada properti ini menarik pada saat era suku bunga murah berlangsung," kata Pahala.
"Uang muka KPR juga semakin terjangkau setelah aturan relaksasi Loan To Value mulai berlaku Desember lalu. Variasi hunian yang strategis terutama di wilayah Jabodetabek semakin banyak karena sarana dan prasarana transportasi yang sudah jadi seperti LRT dan MRT," lanjutnya.
Pada pembukaan IPEX yang juga dibuka oleh Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin, Pahala juga memaparkan mengenai tantangan dan peluang properti tahun 2020. Pahala mengakui bahwa tahun 2019 menjadi tahun yang tidak mudah bagi sektor properti, sebab penjualan properti mengalami penurunan.
Berdasarkan survey Bank Indonesia, Penjualan Properti Residensial Triwulan IV/2019 turun 16,33% (q to q) secara triwulanan dibandingkan triwulan III /2019 yang masih tumbuh 16,18%. Penurunan penjualan perumahan pun terjadi secara merata baik rumah tipe kecil, menengah maupun besar.
Sementara itu, Pahala melanjutkan bahwa sektor properti pada tahun 2020 akan menjadi penuh tantangan karena ancaman resesi akibat kondisi geopolitik yang memanas serta wabah penyakit COVID-19 atau virus corona yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China dan berdampak ke Indonesia.
Namun, Pahala optimistis sektor properti yang dikenal memiliki multiplier effect ke 170 industri turunan adalah sektor yang bertahan dan bangkit di tengah ancaman dari faktor eksternal tersebut.
Selain itu, Pemerintah dan Bank Indonesia memberikan dukungan yang cukup ke sektor properti antara lain antara lain peningkatan batasan tidak kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, pembebasan PPN atas rumah atau bangunan korban bencana alam, penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 atas hunian mewah dari 5% menjadi 1%, dan peningkatan batas nilai hunian mewah yang dikenakan PPh dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM).
Bank Indonesia juga mendukung sektor properti lewat kebijakan moneternya, antara lain relaksasi Loan To Value dan kelonggaran Giro Wajib Minimum dan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.
"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk mendukung sektor properti tetap tumbuh, karena itu Bank BTN tetap mendukung Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan Pemerintah dengan mengandalkan KPR Non Subsidi dan tetap berkomitmen menjadi Bank penyalur FLPP," ujar Pahala.
Tahun ini BTN menargetkan pertumbuhan kredit yang mayoritas ditopang sektor KPR sebesar 8%-10% yang didorong pertumbuhan KPR secara keseluruhan sekitar 17%. Sementara untuk segmen KPR Subsidi, BTN hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 3%.
Angka pertumbuhan KPR Subsidi yang melandai disebabkan karena kuota FLPP yang diberikan BTN sebesar 220.000 unit, jumlah tersebut terdiri dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 110.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 40.000 unit-45.000 unit.
Gandeng 105 Pengembang
Untuk mencapai target tersebut, BTN menjalankan strategi dengan aktif menggelar pameran yang mempertemukan konsumen dengan pengembang, seperti IPEX yang tahun ini diramaikan oleh 105 pengembang.
Pengembang tersebut menawarkan setidaknya kurang lebih 650 proyek hunian, mulai dari hunian tapak, vertikal dengan desain minimalis dan modern berlokasi strategis, seperti di kawasan berbasis Transit Oriented Development yang tersebar di Jabodetabek yang saat ini sedang digandrungi generasi milenial.
Selain hunian yang sesuai dengan selera konsumen saat ini, Bank BTN juga menawarkan berbagai promosi menarik. Fiantaranya suku bunga KPR mulai dari 5,70% fixed rate selama 1 Tahun (subsidi bunga dari pengembang pilihan), bebas biaya provisi, bebas biaya administrasi, bebas biaya appraisal dan discount asuransi jiwa 20% serta cashback tabungan hingga Rp 700.000 sesuai dengan plafon kredit yang diberikan.
"Kami dalam waktu dekat akan menawarkan KPR dengan skema khusus yang dapat menangkap segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak kebagian FLPP KPR dengan skema khusus ini juga memfasilitasi pengembang rumah subsidi yang pasokannya melimpah namun sulit mendapatkan pembeli," kata Pahala.
KPR dengan skema khusus ini akan menjadi bagian dari nilai tambah dari program bundling Bank BTN yang terbaru yaitu BTN Solusi. BTN Solusi adalah program bundling tabungan payroll dengan kemudahan kredit kepada nasabah. Nasabah dari Institusi maupun instansi yang telah bermitra dengan Bank BTN dapat menikmati suku bunga KPR dan Kredit Ringan yang terjangkau serta kemudahan dan kecepatan dalam proses pengajuan Kredit.
Lebih lanjut, menurut Pahala, program tersebut dan skema KPR Bank BTN yang makin variatif, kata Pahala, merupakan salah satu upaya Bank BTN meningkatkan minat dan semangat masyarakat untuk menabung. Misi tersebut sesuai dengan kampanye Bank BTN saat ini, yaitu 'Ayo Punya Rumah dengan Bank Tabungan'.
"Dengan penyelenggaraan IPEX ini, kami berharap masyarakat dapat meninjau langsung properti yang ditawarkan pengembang, dari segala aspek, dari aspek harga, lokasi, kualitas bangunan, fasilitas hunian dan nilai tambah lainnya yang ditawarkan pengembang dan memanfaatkan produk KPR BTN yang sesuai dengan kemampuan konsumen," tukasnya.
(hps) Next Article Pemerintah Udah All Out, Harga Rumah Milenial kok Mahal sih?
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury dalam pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) ke-20 yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Sabtu (15/2/2020).
"Tahun ini waktu yang tepat untuk membeli properti karena banyak faktor yang membuat investasi pada properti ini menarik pada saat era suku bunga murah berlangsung," kata Pahala.
"Uang muka KPR juga semakin terjangkau setelah aturan relaksasi Loan To Value mulai berlaku Desember lalu. Variasi hunian yang strategis terutama di wilayah Jabodetabek semakin banyak karena sarana dan prasarana transportasi yang sudah jadi seperti LRT dan MRT," lanjutnya.
Pada pembukaan IPEX yang juga dibuka oleh Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin, Pahala juga memaparkan mengenai tantangan dan peluang properti tahun 2020. Pahala mengakui bahwa tahun 2019 menjadi tahun yang tidak mudah bagi sektor properti, sebab penjualan properti mengalami penurunan.
Berdasarkan survey Bank Indonesia, Penjualan Properti Residensial Triwulan IV/2019 turun 16,33% (q to q) secara triwulanan dibandingkan triwulan III /2019 yang masih tumbuh 16,18%. Penurunan penjualan perumahan pun terjadi secara merata baik rumah tipe kecil, menengah maupun besar.
Sementara itu, Pahala melanjutkan bahwa sektor properti pada tahun 2020 akan menjadi penuh tantangan karena ancaman resesi akibat kondisi geopolitik yang memanas serta wabah penyakit COVID-19 atau virus corona yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China dan berdampak ke Indonesia.
Namun, Pahala optimistis sektor properti yang dikenal memiliki multiplier effect ke 170 industri turunan adalah sektor yang bertahan dan bangkit di tengah ancaman dari faktor eksternal tersebut.
Selain itu, Pemerintah dan Bank Indonesia memberikan dukungan yang cukup ke sektor properti antara lain antara lain peningkatan batasan tidak kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, pembebasan PPN atas rumah atau bangunan korban bencana alam, penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 atas hunian mewah dari 5% menjadi 1%, dan peningkatan batas nilai hunian mewah yang dikenakan PPh dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM).
Bank Indonesia juga mendukung sektor properti lewat kebijakan moneternya, antara lain relaksasi Loan To Value dan kelonggaran Giro Wajib Minimum dan penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.
"Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah untuk mendukung sektor properti tetap tumbuh, karena itu Bank BTN tetap mendukung Program Sejuta Rumah yang telah dicanangkan Pemerintah dengan mengandalkan KPR Non Subsidi dan tetap berkomitmen menjadi Bank penyalur FLPP," ujar Pahala.
Tahun ini BTN menargetkan pertumbuhan kredit yang mayoritas ditopang sektor KPR sebesar 8%-10% yang didorong pertumbuhan KPR secara keseluruhan sekitar 17%. Sementara untuk segmen KPR Subsidi, BTN hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 3%.
Angka pertumbuhan KPR Subsidi yang melandai disebabkan karena kuota FLPP yang diberikan BTN sebesar 220.000 unit, jumlah tersebut terdiri dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 110.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 40.000 unit-45.000 unit.
Gandeng 105 Pengembang
Untuk mencapai target tersebut, BTN menjalankan strategi dengan aktif menggelar pameran yang mempertemukan konsumen dengan pengembang, seperti IPEX yang tahun ini diramaikan oleh 105 pengembang.
Pengembang tersebut menawarkan setidaknya kurang lebih 650 proyek hunian, mulai dari hunian tapak, vertikal dengan desain minimalis dan modern berlokasi strategis, seperti di kawasan berbasis Transit Oriented Development yang tersebar di Jabodetabek yang saat ini sedang digandrungi generasi milenial.
Selain hunian yang sesuai dengan selera konsumen saat ini, Bank BTN juga menawarkan berbagai promosi menarik. Fiantaranya suku bunga KPR mulai dari 5,70% fixed rate selama 1 Tahun (subsidi bunga dari pengembang pilihan), bebas biaya provisi, bebas biaya administrasi, bebas biaya appraisal dan discount asuransi jiwa 20% serta cashback tabungan hingga Rp 700.000 sesuai dengan plafon kredit yang diberikan.
"Kami dalam waktu dekat akan menawarkan KPR dengan skema khusus yang dapat menangkap segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang tidak kebagian FLPP KPR dengan skema khusus ini juga memfasilitasi pengembang rumah subsidi yang pasokannya melimpah namun sulit mendapatkan pembeli," kata Pahala.
KPR dengan skema khusus ini akan menjadi bagian dari nilai tambah dari program bundling Bank BTN yang terbaru yaitu BTN Solusi. BTN Solusi adalah program bundling tabungan payroll dengan kemudahan kredit kepada nasabah. Nasabah dari Institusi maupun instansi yang telah bermitra dengan Bank BTN dapat menikmati suku bunga KPR dan Kredit Ringan yang terjangkau serta kemudahan dan kecepatan dalam proses pengajuan Kredit.
Lebih lanjut, menurut Pahala, program tersebut dan skema KPR Bank BTN yang makin variatif, kata Pahala, merupakan salah satu upaya Bank BTN meningkatkan minat dan semangat masyarakat untuk menabung. Misi tersebut sesuai dengan kampanye Bank BTN saat ini, yaitu 'Ayo Punya Rumah dengan Bank Tabungan'.
"Dengan penyelenggaraan IPEX ini, kami berharap masyarakat dapat meninjau langsung properti yang ditawarkan pengembang, dari segala aspek, dari aspek harga, lokasi, kualitas bangunan, fasilitas hunian dan nilai tambah lainnya yang ditawarkan pengembang dan memanfaatkan produk KPR BTN yang sesuai dengan kemampuan konsumen," tukasnya.
(hps) Next Article Pemerintah Udah All Out, Harga Rumah Milenial kok Mahal sih?
Most Popular