Ternyata Milenial Susah dapat KPR, Ini Penyebabnya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
17 October 2019 16:13
Salah satu untuk mendorong KPR disesuaikan dengan target konsumen utama saat ini, yakni kalangan milenial.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom senior Avilani menilai pemerintah dan perbankan perlu mempertimbangkan kententuan mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk mendorong pertumbuhan permintaan properti. Salah satu untuk mendorong KPR disesuaikan dengan target konsumen utama saat ini, yakni kalangan milenial.

Menurut dia, kalangan milenial yang memiliki karakteristik berbeda dengan kelompok sebelumnya sehingga langkah pembiayaan pun sebaiknya juga menyesuaikan dengan hal tersebut. Hal tersebut bisa dilakukan melalui dorongan dari pemerintah dan juga industri terkait, seperti perbankan.

"Anak milenial itu kecenderungannya itu tidak mau menjadi sektor formal, bahkan mereka menjadi sektor informal. Maka tidak bisa lagi, tidak relevan dengan SK gaji tapi bagaimana tanggungjawab mereka melalui rekening bank jadi berapa rata-rata penghasilannya," kata Aviliani di Hotel Shangri-la Jakarta, Kamis (17/10/2019).

Hal tersebut, menurut Aviliani bisa dicari jalan keluar dengan dilakukannya kolaborasi antara perbankan dengan perusahaan penyedia jasa keuangan berbasis teknologi (financial technology/fintech). Kolaborasi ini bisa dilakukan untuk menyalurkan pembiayaan dengan sumber pendanaan dari bank dan penyaluran melalui fintech.

Dia menjelaskan, langkah ini dilakukan untuk menyiasati persyaratan SK gaji yang diwajibkan oleh bank. Sedangkan fintech ini menggunakan sistem credit scoring untuk menyalurkan kredit kepada nasabahnya sehingga tak membutuhkan persyaratan slip gaji atau lainnya.

Selain itu, banyaknya milenial di sektor informal seperti pertanian juga menjadi kendala dalam penyaluran kredit sebab pendapatan yang didapat dari pertanian musiman dan bisa menimbulkan munculnya kredit bermasalah (non performing loan/NPL).

"Ya itu harus ada insetif dari pemerintah. Kalau petani mau punya rumah mereka harus dikoordinir, Dalam arti entah koperasi jadi tidak bisa individu karena kalau individu kan tidak ada jaminan bahwa pinjaman itu krmbali karena skalanya terlalu kecil jadi harus ada koperasi atau bumdes ini kabanyak menangani pertanian," jelasnya.

Contohnya, cicilan juga bisa menyesuaikan dengan musim panen sehingga tak akan terlalu memberatkan petani untuk bisa memiliki rumah.

Selain itu, penyaluran kredit kepada milenial juga dinilai bisa menggunakan tenor yang lebih panjang. Jika tenor untuk KPR saat ini berkisar 10 tahun-25 tahun, untuk milenial sebaiknya diberikan tenor yang lebih panjang antara 25 tahun hingga 30 tahun.
(hps/hps) Next Article Pemerintah Udah All Out, Harga Rumah Milenial kok Mahal sih?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular