Jelang Libur Lebaran, Harga CPO Melemah

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 May 2020 14:01
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas unggulan Negeri Jiran dan RI yakni minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami penurunan hari ini. Menjelang periode libur Lebaran, para trader mulai menutup posisi beli atau long-nya. Selain itu, potensi kenaikan output (produksi) bulan Mei juga jadi sentimen yang menekan harga CPO.

Rabu (20/5/2020), harga CPO kontrak untuk pengiriman Agustus 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 31 ringgit atau melemah 1,42% ke RM 2.151/ton setelah reli tiga hari beruntun mengekor harga minyak mentah global.



Bursa Malaysia akan tutup pada 25 dan 26 Mei saat hari raya Idul Fitri. Para trader mulai menutup posisi long/buy mereka. Lagipula harga CPO juga sudah menguat signifikan dalam tiga hari perdagangan terakhir.

Faktor kembali membaiknya hubungan India dan Malaysia membuat negeri yang dipimpin oleh Narendra Modi itu kembali membeli minyak sawit dari Malaysia. Jelas ini menjadi sentimen positif yang mengerek harga komoditas ini.

"Ini positif karena dapat membantu meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia ke India dan menjaga stok minyak kelapa sawit di Malaysia selama periode produksi puncak pada 2H20 (paruh kedua tahun 2020)," Ivy Ng, kepala penelitian perkebunan regional CIMB Investment Bank, mengatakan dalam sebuah catatan.


Maklum tren dalam beberapa tahun terakhir, output pada kuartal kedua yang dimulai pada April biasanya mengalami peningkatan. Hal ini juga memantik kekhawatiran bahwa stok minyak sawit Malaysia akhir bulan akan tinggi jika tidak dibarengi dengan peningkatan permintaan.

Malaysia dikabarkan akan memulai kembali peluncuran program biodiesel B20 secara nasional pada bulan September setelah menundanya karena lockdown selama dua bulan akibat wabah virus corona.

Hal ini sebenarnya menjadi sentimen positif lain karena mengurangi kekhawatiran bahwa mandat akan dihapuskan di tengah harga minyak mentah yang rendah. Ekspor minyak sawit Malaysia 1-20 Mei naik lebih tinggi dari yang diperkirakan, melonjak 11,6% dari bulan sebelumnya, kata data Layanan Pengujian Intertek 



TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]





(twg/twg) Next Article Banjir Kabar Baik, Harga CPO Melesat 2% Lebih di Awal Pekan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular