Analisis Teknikal

Tembus Pola Triangle, Harga Emas Ngegas ke US$ 1.800/oz

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
18 May 2020 15:45
Harga Emas Naik (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Harga Emas Naik (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Senin ini (18/9/2020), mendekati level tertinggi sejak Oktober 2012 seiring dengan sentimen positif yang menyertainya.

Pada pukul 14:10 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.759,24/troy ons, menguat 1,04% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 12 Oktober 2012.

Secara teknikal, emas mendapatkan momentum penguatan setelah menembus pola Triangle (garis biru) pada Kamis (14/5/2020) lalu. Setelahnya harga emas terus melesat hingga menembus level tertinggi tahun ini sebelumnya US$ 1.746/troy ons hari ini.

Jika pada penutupan perdagangan nanti emas berakhir di atas US$ 1.746/troy ons, maka jalan menuju US$ 1.800/troy ons akan semakin enteng. Target penguatan selanjutnya ke US$ 1.782/troy ons, jika level tersebut dilewati logam mulia ini berpeluang besar mencapai US$ 1.800/troy ons.

xauGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Foto: Refinitiv


Sementara itu area US$ 1.746/troy ons kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Jika level tersebut ditembus, emas berisiko terkoreksi ke US$ 1.720/troy ons.

Suara-suara emas akan mencapai ke level US$ 1.800/troy ons semakin banyak disampaikan oleh para analis.

"Untuk emas, Langkah selanjutnya ke US$ 1.800/troy ons, saat ini pertanyaannya hanya kapan" kata Han Tan, analis di FXTM, sebagaimana dilansir Kitco.

Analis lain bahkan mengatakan emas akan mencapai level tersebut di pekan ini.

"Peluang emas ke US$ 1.800/troy ons di pekan ini terbuka, jika kembali terjadi outflow di pasar saham AS," kata Philip Streible, kepala strategi pasar Blue Line Futures, yang dilansir Kitco.

Secara fundamental, konflik Amerika Serikat dengan China yang semakin meruncing membuat harga emas menguat.



Penyebabnya konflik kedua negara yakni asal-usul virus corona yang dikatakan berasal dari laboratorium di China.

Dalam pernyataannya kepada media, Presiden AS Donald Trump tak segan menyebut kemungkinan memutus hubungan dengan China. Alasannya, karena China gagal menahan pandemi Covid-19.

"Mereka seharusnya tidak membiarkan ini terjadi," kata Trump dikutip Reuters.

"Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa memutus seluruh hubungan (dengan China)," tegasnya.

Trump yang terus menyerang China memicu kecemasan akan kemungkinan terjadi babak baru perang dagang, bahkan yang lebih parah kemungkinan perang dunia III.

Reuters mengabarkan, China Institutes of Contemporary International Relations (CICIR) yang merupakan lembaga think tank dengan afiliasi ke Kementerian Pertahanan Negeri Tirai Bambu, membuat laporan bahwa Beijing berisiko diterpa sentimen kebencian dari berbagai negara. Skenario terburuknya, China harus bersiap dengan kemungkinan terjadinya konfrontasi bersenjata alias perang.

Sejauh ini pemerintah China belum memberikan konfirmasi mengenai laporan CICIR tersebut. "Saya tidak punya informasi yang relevan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China kala dikonfirmasi oleh Reuters.

Jika sampai terjadi babak baru perang dagang, perekonomian global yang sudah merosot akibat pandemi Covid-19 tentunya akan semakin nyungsep, dan emas sebagai aset safe haven akan diuntungkan. Apalagi jika sampai terjadi perang militer.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]





(pap/pap) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular