Bakal Ada Stimulus Tambahan, Kurs Yen Balik Melemah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 May 2020 12:14
FILE PHOTO: A Japan Yen note is seen in this illustration photo taken June 1, 2017. REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Yen (REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan rupiah pada perdagangan Rabu (13/5/2020) setelah menguat Selasa kemarin.

Pada pukul 9:45 WIB, yen melemah tipis 0,08% melawan dolar AS di 107.22/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara melawan rupiah, yen melemah cukup dalam 0,39% di Rp 138,33/JPY. Kemarin, mata uang Negeri Matahari Terbit ini menguat 0,49% melawan dolar AS dan 0,7% berhadapan dengan rupiah.



Gubernur bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) Haruhiko Kuroda mengatakan BoJ siap untuk melakukan pelonggaran moneter lebih lanjut jika diperlukan, mengingat perekonomian Jepang masih berisiko merosot akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

"Ekonomi Jepang masih akan dalam kondisi yang parah, tekanan inflasi lemah. Outlook perekonomian 'sangat tidak pasti' dan tergantung pada kapan pandemi Covid-19 bisa dikendalikan" kata Kuroda sebagaimana dilansir Reuters.

Kuroda yang berbicara di hadapan Parlemen Jepang juga mengatakan fokus dalam jangka pendek adalah menambah likuiditas korporasi yang sedang mengetat serta mentstabilkan pasar keuangan.

Di sisi lain, dolar AS juga sedang dalam mode "defensif" akibat isu suku bunga negatif.

Presiden AS, Donald Trump, melalui akun Twitternya sekali lagi mendorong bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menerapkan suku bunga negatif.

"Selama negara lain mendapat keuntungan dalam menerapkan suku bunga negatif, Amerika Serikat seharusnya juga menerima "Hadiah". Jumlah yang besar!" ciut Trump.

Data Bank of America Securities menyebutkan bahwa ada peluang 23% suku bunga acuan AS bisa di bawah 0% pada akhir tahun ini. Pekan lalu, peluangnya masih 10%.



Ketua The Fed, Jerome Powell, akan berpidato di hadapan Kongres AS malam ini yang tentunya bisa memberikan gambaran apakah ada peluang suku bunga negatif akan diterapkan atau malah dikesampingkan.

Pada pekan lalu, Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin dan Presiden The Fed Chicago Charles Evans mengesampingkan mengatakan The Fed tidak berencana menerapkan suku bunga negatif.

Sang ketua Jerome Powell, diprediksi juga akan menyatakan hal yang sama saat berpidato nanti. Meski demikian, pelaku pasar tetap saja berhati-hati yang membuat dolar AS berada dalam mode "defensif" dan belum mampu menguat tajam melawan yen.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Bangkitnya Ekonomi Global Jadi Harapan Semu, Yen Bersinar nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular