Emiten CPO Babak Belur Dihajar Covid-19, Kinerja Drop Dalam

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 May 2020 14:33
Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan mulai merilis kinerja keuangan periode kuartal I-2020. Tekanan harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) akibat pandemi Covid-19 menyebabkan laba bersih mengalami penurunan cukup dalam, bahkan masih membukukan kerugian.

PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) misalnya, mencatatkan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 143,12 miliar, kerugian bertambah besar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya minus Rp 254,09 miliar.

Sepanjang periode 3 bulan ini, BWPT membukukan pendapatan Rp 738,42 miliar, naik 15,74% dari sebelumnya Rp 637,99 miliar. Beban pokok penjualan berhasil diturunkan menjadi Rp 596,16 miliar dari Rp 632,55 miliar.

Secara rinci, pendapatan yang bersumber dari minyak kelapa sawit masih memberikan kontribusi paling besar yakni Rp 635,84 miliar. Selanjutnya, inti kernel Rp 60,05 miliar dan tandan buah segar Rp 42,53 miliar.

Kinerja kurang menggembirakan juga disampaikan dari emiten perkebunan milik Grup Sampoerna, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) yang mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 88,19% menjadi Rp 423 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,58 miliar.

Pada kuartal pertama 2020, persroan membukukan pendapatan Rp 903,87 miliar, atau mengalami kenaikan 19,36% dibanding tahun sebelumnya Rp 757,25 miliar. Produk kelapa sawit masih memberikan kontribusi pendapatan terbesar yakni Rp 875,55 miliar.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia, Bobby Gafur Umar menilai, sektor perkebunan pada kuartal pertama tahun ini masih cukup tertekan karena harga crude palm oil (CPO) yang masih melanjutkan pelemahan seiring melemahnya permintaan akibat sejumlah negara tujuan ekspor seperti China melakukan karantina wilayah.

Sebagai dampaknya, ekspor produk CPO beserta turunannya mengalami penurunan dan berimplikasi terhadap laju pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan menjadi 2,97% pada kuartal I-2020. Dia menyebut, tekanan ini diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan kedua tahun ini.

"Emiten di sektor perkebunan masih akan terdampak dari gejolak harga komoditas," katanya.

Harga saham BWPT pada perdagangan hari ini, Selasa (12/5/2020), terpantau melemah 2,50% ke level Rp 78 per saham. Sejak awal tahun, BWPT masih terkoreksi cukup dalam 50,32%.

Sementara itu, saham SGRO juga terkoreksi 0,40% pada perdagangan hari ini. Sejak awal tahun, saham perkebunan Grup Sampoerna ini menguat 4,20%.


[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Baru Rilis Kinerja Q3, Laba Sampoerna Agro Ambles 90%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular