
Usai HK & Mandiri, Giliran Inalum Rilis Global Bond Rp 37,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau MIND ID menerbitkan obligasi global (global bond) senilai Rp 2,5 miliar atau setara dengan Rp 37,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$).
Dana hasil penerbitan ini akan digunakan perusahaan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) utang jatuh tempo dan modal kerja perusahaan.
Global bond tersebut diterbitkan dalam tiga tenor, yakni 3 tahun dengan kupon sebesar 4,95%, 10 tahun berkupon 5,45% dan 30 tahun dengan kupon 5,8%. Surat utang ini mendapatkan rating Baa2 dari Moody's dan BBB- dari Fitch Ratings.
Induk usaha PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), PT Antam Tbk (ANTM), dan PT Freeport Indonesia ini memiliki utang jatuh tempo senilai US$ 1 miliar yang rencananya akan dibiayai kembali dengan hasil obligasi ini.
Sedangkan sisanya akan digunakan untuk membiayai proyek perusahaan, di antaranya pembangunan smelter (pabrik pemurnian) grade aluminasi refinery di Mempawah dengan kapasitas 1 juta ton per tahun, PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, proyek pabrik Gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim dan lain sebagainya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan dengan diterbitkannya surat utang global oleh perusahaan BUMN ini menunjukkan kepercayaan investor internasional kepada perusahaan BUMN.
"Dengan ini terbukti bahwa dunia usaha internasional masih mempercayai perusahaan BUMN yang sekarang terus berbenah demi meningkatkan daya saingnya, serta semakin transparan. Dan secara umum, Indonesia di bawah kepemimpinan pak Jokowi juga masih dipercaya oleh dunia Internasional," kata Erick dalam siaran persnya, Selasa (12/5/2020).
Secara total, BUMN telah menghasilkan dana total US$ 3,6 miliar atau setara dengan Rp 54 triliun dari penerbitan instrumen yang sama.
Sebelumnya dua perusahaan BUMN lainnya telah terlebih dahulu menerbitkan instrumen yang sama yakni PT Hutama Karya (Persero) dengan nilai US$ 600 juta dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai US$ 500 juta.
Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga berencana menghimpun pendanaan dari surat utang jangka menengah sebanyak-banyaknya US$ 2 miliar atau setara Rp 30 triliunmelalui pembentukan program Euro Medium Term Notes (EMTN) di Bursa Singapura (SGX).
(tas/tas) Next Article Jual Global Bond Rp 37,5 T Saat Corona, Ini Alasan MIND ID
