
Asing Cabut Rp 100 T Lebih, Harga Obligasi RI Melempem

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada Senin ini (11/5/2020) melemah karena investor asing masih cenderung melepas aset-aset di pasar keuangan Indonesia. Sejak awal tahun, nilai aset yang dilepas investor asing mencapai lebih dari Rp 100 triliun.
Bank Indonesia (BI) melaporkan, selama periode 4-6 Mei 2020 investor asing melakukan jual bersih (net sell) Rp 6,95 triliun. Terdiri dari jual neto di pasar saham sebesar Rp 0,84 triliun, dan di pasar obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) Rp 6,11 triliun.
"Berdasarkan data settlement 4-6 Mei 2020, non-residen di pasar keuangan domestik jual neto Rp 2,01 triliun. Selama 2020 (ytd/year to date), tercatat jual neto Rp 162,18 triliun," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Jumat (8/5/2020).
Data Refinitiv menunjukkan pelemahan harga surat utang negara (SUN) tercermin dari tiga seri acuan (benchmark). Ketiga seri tersebut adalah FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun dan FR0083 bertenor 20 tahun, sementara FR0081 bertenor 5 tahun mengalami penguatan.
Seri acuan yang paling melemah hari ini adalah FR0083 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 4,80 basis poin (bps) menjadi 8,21%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Yield Obligasi Negara Acuan 11 Mei'20 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 8 Mei'20 (%) | Yield 11 Mei'20 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar PHEI 11 Mei'20 (%) |
FR0081 | 5 tahun | 7.578 | 7.553 | -2.50 | 7.4495 |
FR0082 | 10 tahun | 8.086 | 8.091 | 0.50 | 8.0511 |
FR0080 | 15 tahun | 8.182 | 8.216 | 3.40 | 8.1673 |
FR0083 | 20 tahun | 8.163 | 8.211 | 4.80 | 8.1899 |
Sumber: Refinitiv
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan & Risiko Kementerian Keuangan RI, Luky Alfirman menjelaskan salah satu penyebab investor asing menarik dananya keluar dari Indonesia karena memburu aset "safe haven".
"Investor asing memburu safe haven, fenomena ini terjadi di emerging market [negara berkembang]. Terjadi outflow besar-besaran. Tak hanya memburu aset negara maju, mereka juga memburu yang sangat aman, investasi emas," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (8/5/2020).
Dia menceritakan bagaimana gonjang-ganjing asing menarik dananya keluar dari Indonesia. Pada paruh kedua Februari, dia mencatat sebanyak Rp 28 triliun dana investor asing keluar dari surat berharga negara.
"Pada puncaknya Maret sampai Rp 121 triliun," imbuhnya.
Pelemahan pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) menguat. Indeks tersebut naik 0,61 poin (0,23%) menjadi 264,32 dari posisi kemarin 263,71.
Koreksi di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan penguatan rupiah di pasar valas. Pada hari Senin ini (11/5/2020), Rupiah menguat 0,27% dari penutupan sebelumnya. Kini US$ 1 dibanderol Rp 14.850/US$ di pasar spot.
Obligasi RI Jadi Yang Terbaik Keenam
Turunnya harga SUN senada dengan pelemahan di pasar surat utang pemerintah negara maju dan berkembang lainnya, kendati bervariatif. Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN tenor 10 tahun menjadi yang terbaik keenam dari negara maju dan berkembang lainnya.
Dari pasar surat utang negara maju dan berkembang terpantau melemah, yang kesemuanya hampir mencatatkan kenaikan tingkat yield. Surat utang negara yang paling melemah yaitu India, yang mengalami kenaikan tingkat yield 20,1 basis poin (bps). Sementara yang paling menguat adalah surat utang negara Brasil dengan penurunan yield sebesar 11,5 bps.
Hal tersebut mencerminkan investor global masih enggan untuk masuk ke aset pendapatan tetap (fixed income) di tengah kekhawatiran akibat pandemi virus corona yang terus menggerus kepercayaan investor serta lebih memilih aset safe haven.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 8 Mei'20 (%) | Yield 11 Mei'20 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil (BB-) | 7.775 | 7.66 | -11.50 |
China (A+) | 2.63 | 2.661 | 3.10 |
Jerman (AAA) | -0.538 | -0.519 | 1.90 |
Prancis (AA) | -0.034 | -0.02 | 1.40 |
Inggris Raya (AA) | 0.233 | 0.259 | 2.60 |
India (BBB-) | 5.967 | 6.168 | 20.10 |
Jepang (A) | 0.005 | 0.012 | 0.70 |
Malaysia (A-) | 2.803 | 2.803 | 0.00 |
Filipina (BBB) | 3.347 | 3.413 | 6.60 |
Rusia (BBB) | 6 | 5.95 | -5.00 |
Singapura (AAA) | 0.889 | 0.878 | -1.10 |
Thailand (BBB+) | 1.09 | 1.09 | 0.00 |
Amerika Serikat (AAA) | 0.659 | 0.689 | 3.00 |
Afrika Selatan (BB+) | 9.31 | 9.335 | 2.50 |
Sumber: Refinitiv
TIM RISET CNBC INDONESIA
(har/har) Next Article Corona Terjang Ekspor Impor, Harga Obligasi RI Tak Berdaya