Usai Gagal Bayar, Perumnas Akhirnya Lunasi Utang MTN Rp 200 M

Monica Wareza, CNBC Indonesia
08 May 2020 15:55
Perum Perumnas
Foto: Maket perumahan hunian Perum Perumnas di ajang Indonesia Property Expo 2018. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen Perum Perumnas telah menyatakan kesiapan dana untuk melunasi utang jatuh tempo yang tertunda di April lalu. Dana tersebut akan mulai didistribusikan pada Jumat (8/5/2020) melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Berdasarkan surat yang disampaikan KSEI tertanggal hari ini 8 Mei 2020, disebutkan bahwa Perumnas telah mengkonfirmasi pembayaran pokok dan denda atas surat utang jangka menengah atau MTN (medium term notes) I Tahun 2017 Seri A. Surat utang tersebut seharusnya jatuh tempo pada 28 April 2020 namun perusahaan melakukan penundaan pembayaran.

"Sebagai tindak lanjut pengumuman KSEI tanggal 27 April 2020 dengan Nomor KSEI- 4950/DIR/0420 perihal Penundaan Pembayaran Pokok MTN I Perum Perumnas Tahun 2017 SERI A (PRNS22AXMF), bersama surat ini kami informasikan bahwa dana pembayaran pelunasan pokok dan denda MTN I Perum Perumnas Tahun 2017 SERI A telah efektif di rekening KSEI," tulis surat tersebut, Jumat (8/5/2020).

Disebutkan juga bahwa pendistribusian pelunasan pokok dan denda atas MTN ini akan mulai dilakukan oleh KSEI.


Sebelumnya, pada 27 April 2020 KSEI menyampaikan Perumnas menunda pembayaran pokok (gagal bayar) atas surat utang jangka menengah (Medium Term Notes/MTN) I Perum Perumnas Tahun 2017 Seri A yang seharusnya jatuh tempo pada 28 April 2020.

Menurut data KSEI, nilai emisi MTN ini sebesar Rp 200 miliar dengan frekuensi bayar bunga 3 bulan dengan kupon 9,75%.

"Bersama ini kami sampaikan bahwa pembayaran pokok kepada pemegang MTN yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 28 April 2020 ditunda," tulis Direktur KSEI Syafruddin, dalam surat edaran 27 April 2020.

Menurut Kementerian BUMN, Perumnas yang fokus pada bidang perumahan dan permukiman ini menunda untuk membayarkan pokok MTN tersebut untuk melakukan restrukturisasi. Hal ini dilakukan karena ketidakmampuan perusahaan melakukan pembayaran pokok utang akibat penjualan rumah yang turun drastis sejak Covid-19 melanda Indonesia.

"Perumnas ini banyak pembangunan proyek perumahan yang sudah selesai ataupun dalam proses, tapi penjualan turun tajam karena Covid-19. Jadi perlu restrukturisasi kewajiban jangka pendek menjadi jangka panjang. Dengan harapan setelah normal, penjualan dan cash flow akan pulih," kata Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, Rabu (29/4/2020).

Pelunasan MTN tersebut dibenarkan oleh Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro belum lama ini di Jakarta.

"Benar, kami melakukan pembayaran MTN Perumnas yang jatuh tempo 28 April sebesar 200 Milliar sesuai dengan ketentuan dan protokol yang berlaku, di masa tenggat waktu yang diberikan," ujarnya.

Dengan memiliki 81 proyek aktif di seluruh Indonesia dengan rata-rata pembangunan sekitar 15.000 unit per tahun, Perumnas dituntut pada komitmennya untuk mendukung program Pemerintah guna memenuhi penyediaan perumahan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

"Ini pula yang membuat kami pada komitmennya dalam menjaga laju produksi melalui proses konstruksi yang tengah dikerjakan baik pada kawasan rumah tapak maupun rumah susun sehingga target penyelesaian hingga serah terima produk kepada konsumen tetap pada target waktu yang telah ditentukan," lanjut Budi.

Setiap proyek strategis Perumnas, terus dipantau progres perkembangannya tanpa terkecuali, tegasnya. Diantaranya, untuk di ranah proyek rumah susun, 3 proyek hunian terintegrasi transportasi, masing-masing berlokasi di Stasiun Tanjung Barat Jakarta, Pondok Cina Depok dan Rawa Buntu Tangerang, progres konstruksi tetap bergulir walaupun di tengah pandemi COVID 19 dengan protokol COVID 19 yang dilaksanakan secara ketat.

"Untuk yang berlokasi di Stasiun Tanjung Barat sudah memasuki finishing arsitektur dan mekanikal elektrikal, dimana secara progres pekerjaan struktur sudah memasuki topping off."

"Sedangkan untuk yang berlokasi di Stasiun Pondok Cina Depok dari 2 tower yang dikerjakan, masing-masing telah memasuki pengerjaan konstruksi lantai 23 dan lantai 16. Proyek yang berlokasi di stasiun Rawa Buntu Tangerang, yang dikenal Mahata Serpong telah memasuki struktur atas dari 3 tower yang rencana dikerjakan," lanjutnya.

Lain dari itu untuk kawasan rumah tapak, beberapa kawasan yang menerapkan sistem precast juga telah menunjukkan progress produksi yang agresif. Sebagai contoh, Perumnas Pasadana Bandung, terdapat sekitar 400 unit rumah dalam progres penyelesaian fisik. Begitu pula untuk proyek kawasan rumah tapak Perumnas Dramaga Bogor, saat ini telah memasuki penyelesaian pembangunan rumah lebih dari 1,100 unit.

"Inilah yang terus kami prioritaskan, dengan mempercepat serah terima beberapa proyek strategis di tahun ini, sehingga akan berimbas positif secara signifikan pada penjualan dan cash flow Perumnas," tegasnya.



[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Gagar Bayar MTN Rp 200 M, Begini Kinerja Perumnas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular