
Internasional
Terburuk Sejak Great Depression, Eropa Diramal Kontraksi 7,5%
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 May 2020 18:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Akibat pandemi COVID-19, Uni Eropa akan mengalami kontraksi 7,5% pada tahun 2020. Ini merupakan guncangan ekonomi terburuk sejak Great Depression (Depresi Hebat) pada tahun 1930-an.
Eksekutif Uni Eropa merilis perkiraan ekonomi terbaru yang sudah diperkiraan sejak negara-negara Eropa memberlakukan aturan penguncian (lockdown) untuk menekan angka penyebaran virus. Pada Februari lalu, Komisi Eropa memperkirakan kenaikan 1,4% dalam PDB untuk UE tahun ini.
"Sementara dampak langsung akan jauh lebih parah bagi ekonomi global daripada krisis keuangan, kedalaman dampaknya akan tergantung pada evolusi pandemi, kemampuan kita untuk memulai kembali aktivitas ekonomi dengan aman dan untuk bangkit kembali sesudahnya," ujar Valdis Dombrovskis, wakil presiden untuk urusan ekonomi dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari CNBC Internasional.
Pemerintah Eropa kini sedang mengerjakan rencana untuk mencabut aturan setelah beberapa minggu lockdown. Italia, Portugal, Yunani, Jerman, dan Austria hanyalah beberapa negara yang telah mulai mencabut beberapa aturan batasannya masing-masing.
Namun, pembukaan kembali ekonomi terjadi secara bertahap, yang berarti bahwa aktivitas bisnis mereka secara keseluruhan akan berdampak selama beberapa bulan mendatang.
"Eropa mengalami goncangan ekonomi tanpa preseden sejak Depresi Hebat," ujar Paolo Gentiloni, Komisaris Eropa untuk ekonomi dalam sebuah pernyataan.
"Baik kedalaman resesi dan kekuatan pemulihan akan tidak merata ... Perbedaan seperti itu menjadi ancaman bagi pasar tunggal dan kawasan euro," katanya, menyerukan kepada pemerintah Eropa untuk mengambil tindakan tegas.
Komisi Eropa saat ini bekerja pada stimulus ekonomi lebih lanjut ke wilayah tersebut, dengan sebuah proposal untuk Dana Pemulihan. Gentiloni telah menyarankan dana tersebut dapat mencapai 1,5 triliun euro (US$ 1,62 triliun).
Selain itu, PDB Italia turun lebih dari 9% tahun ini. Menjadi kinerja terburuk kedua di zona euro, setelah Yunani, yang terlihat turun 9,7%.
"Pandemi COVID-19 dan langkah-langkah penahanan terkait diatur untuk mendorong ekonomi Italia ke dalam resesi yang mendalam," kata Komisi dalam laporan perkiraannya.
UE percaya bahwa output nyata Italia dikontrak oleh 18% pada paruh pertama 2020, dengan melihat ruang untuk rebound selama paruh kedua tahun ini.
Menurut Komisi, utang publik Italia akan mencapai 158,9% dari PDB tahun ini dan defisit publiknya akan melonjak menjadi 11,1%. Pandemi ini juga diperkirakan akan merusak mesin pertumbuhan Eropa, Jerman, yang mengalami kontraksi 6,5% pada tahun 2020.
(sef/sef) Next Article Utang jadi Perhatian, Moody's: Prospek Uni Eropa Negatif
Eksekutif Uni Eropa merilis perkiraan ekonomi terbaru yang sudah diperkiraan sejak negara-negara Eropa memberlakukan aturan penguncian (lockdown) untuk menekan angka penyebaran virus. Pada Februari lalu, Komisi Eropa memperkirakan kenaikan 1,4% dalam PDB untuk UE tahun ini.
Pemerintah Eropa kini sedang mengerjakan rencana untuk mencabut aturan setelah beberapa minggu lockdown. Italia, Portugal, Yunani, Jerman, dan Austria hanyalah beberapa negara yang telah mulai mencabut beberapa aturan batasannya masing-masing.
Namun, pembukaan kembali ekonomi terjadi secara bertahap, yang berarti bahwa aktivitas bisnis mereka secara keseluruhan akan berdampak selama beberapa bulan mendatang.
"Eropa mengalami goncangan ekonomi tanpa preseden sejak Depresi Hebat," ujar Paolo Gentiloni, Komisaris Eropa untuk ekonomi dalam sebuah pernyataan.
"Baik kedalaman resesi dan kekuatan pemulihan akan tidak merata ... Perbedaan seperti itu menjadi ancaman bagi pasar tunggal dan kawasan euro," katanya, menyerukan kepada pemerintah Eropa untuk mengambil tindakan tegas.
Komisi Eropa saat ini bekerja pada stimulus ekonomi lebih lanjut ke wilayah tersebut, dengan sebuah proposal untuk Dana Pemulihan. Gentiloni telah menyarankan dana tersebut dapat mencapai 1,5 triliun euro (US$ 1,62 triliun).
Selain itu, PDB Italia turun lebih dari 9% tahun ini. Menjadi kinerja terburuk kedua di zona euro, setelah Yunani, yang terlihat turun 9,7%.
"Pandemi COVID-19 dan langkah-langkah penahanan terkait diatur untuk mendorong ekonomi Italia ke dalam resesi yang mendalam," kata Komisi dalam laporan perkiraannya.
UE percaya bahwa output nyata Italia dikontrak oleh 18% pada paruh pertama 2020, dengan melihat ruang untuk rebound selama paruh kedua tahun ini.
Menurut Komisi, utang publik Italia akan mencapai 158,9% dari PDB tahun ini dan defisit publiknya akan melonjak menjadi 11,1%. Pandemi ini juga diperkirakan akan merusak mesin pertumbuhan Eropa, Jerman, yang mengalami kontraksi 6,5% pada tahun 2020.
(sef/sef) Next Article Utang jadi Perhatian, Moody's: Prospek Uni Eropa Negatif
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular