Internasional

Kasus COVID-19 di 5 Negara Eropa Ini Tetap Tinggi, Kok Bisa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 May 2020 13:58
People cross the Millennium Bridge in London, Tuesday March 17, 2020. British authorities ramped up public health measures Monday, telling people who are in the groups considered most vulnerable to severe COVID-19 illness to stay at home for three months. For most people, the virus causes only mild or moderate symptoms, such as fever and cough. For some, especially older adults and people with existing health problems, it can cause more severe illness, including pneumonia. (Jonathan Brady/PA via AP)
Foto: Millennium Bridge di London (Jonathan Brady/PA via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga Pengendalian Penyakit Uni Eropa (ECDC) me-warning lima negara di Eropa terkait penanganan corona (COVID-19). Pasalnya, tidak ada perubahan sama sekali di negara-negara itu, bahkan ada negara dengan kasus yang cenderung meningkat.

Dalam pengukuran 14 hari, Bulgaria mencatat kenaikan kasus. Sementara Polandia, Rumania, Swedia dan Inggris tidak mencatat perubahan signifikan sama sekali.



Sebagaimana dikutip dari CNBC International, data ini didapat dengan merode "pengukuran 14 hari". Di mana, ECDC membandingkan jumlah kasus 14 hari di tanggal tertentu dengan 14 hari lain sebelumnya, untuk menilai bagaimana jumlah kasus meningkat atau sebaliknya.

"Sebagian besar negara Uni Eropa atau EEA (Area Ekonomi Eropa) telah mengamati penurunan jumlah harian dari kasus yang baru dilaporkan dalam dua minggu terakhir," ujar pakar utama tanggap darurat di ECDC, Sergio Brusin, Selasa (5/5/2020).

Namun hal itu tidak terlihat di lima negara tersebut. Bahkan angka kematian Inggris melampaui jumlah kematian di Italia dan Spanyol, yang merupakan pusat penyebaran Eropa.

Di kedua negara itu, angka kematian tercatat masing-masing 29.079 di Italia dan 25.428 di Spanyol. Namun Inggris Inggris mencatat ada 29.427 kematian, dari total kasus sebanyak 194.990.



Di Swedia pun tren penurunan tidak terjadi karena memang negara ini tidak memberlakukan kuncian penuh (lockdown). Swedia hanya menyarankan masyarakat untuk bekerja dari rumah dan membatasi kontak dengan kelompok rentan, seperti orang tua.

Secara global kini sudah ada 212 negara dan teritorial yang terpapar COVID-19. Di mana ada 3.727.900 kasus terjangkit, 258.343 kasus kematian, dan 1.242.432 kasus berhasil sembuh per Rabu (6/5/2020), berdasarkan data Worldometers.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Covid-19 'Menggila' di Eropa, WHO Minta Pembatasan Ketat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular