
Bukan Spekulasi, Rupiah ke 15.000/US$ karena Semakin Dicintai
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 May 2020 16:51

Indonesia melaporkan kasus pertama Covid-19 sejak awal Maret lalu, itu artinya sudah 2 bulan terjangkit pendemi yang berasal dari kota Wuhan China ini. Meski demikian, penambahan kasus di Indonesia terbilang stabil, bahkan lebih rendah dari estimasi yang diberikan pemerintah sebelumnya.
Hingga Senin kemarin tercatat total kasus sebanyak 11.587 orang, dengan 864 meninggal dunia, dan 1.954 dinyatakan sembuh. Persentase penambahan kasus juga terbilang stabil, dan sudah di bawah 5% per hari sejak 26 April lalu.
Total kasus di akhir April masih tidak jauh dari angka 10.000 orang, yang tentunya jauh di bawah estimasi pemerintah di atas 27.000 orang.
Di awal April lalu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo memaparkan pemodelan yang dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN) terkait jumlah kasus di Indonesia.
Doni, yang juga menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menyampaikan paparan tersebut dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR pada Kamis (2/4/2020) lalu.
"Estimasi jumlah kasus di Maret 1.577 masukan BIN. Ini relatif akurat. Estimasi akhir April 27.300. Puncaknya pada akhir Juni dan akhir Juli," katanya seperti dikutip detik.com.
Berikut ini estimasi jumlah kasus positif COVID-19 sebagaimana pemodelan BIN:
- Estimasi jumlah kasus di akhir Maret: 1.577 kasus (realita 1.528, akurasi prediksi 99 persen)
- Estimasi jumlah kasus di akhir April: 27.307 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Mei: 95.451 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Juni: 105.765 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Juli: 106.287 kasus
Kemarin, Doni melaporkan hasil rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu poin utama pembahasan berkaitan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Dapat kami sampaikan bahwa telah terjadi perlambatan (penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19) di beberapa provinsi terkait dengan status PSBB," ujar Doni, Senin (4/5/2020).
Meski demikian, ada dua anggapan dari jumlah kasus di Indonesia, yakni terkandalinya atau akibat jumlah tes yang dilakukan pemerintah jika dibandingkan negara-negara lainnya.
Jakarta yang merupakan episentrum penyebaran sudah melaporkan penurunan laju penambahan harian.
Berdasarkan data yang dihimpun dari corona.jakarta.go.id, pada Senin (4/5/2020), penambahan kasus harian sebanyak 55.
Jumlah itu lebih rendah dibandingkan tiga hari sebelumnya yang masing-masing tercatat 62 kasus (3 Mei 2020), 72 kasus (2 Mei 2020), dan 145 kasus (1 Mei 2020).
Sementara itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengklaim tidak ada penambahan jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) sejak 2 hingga 4 April 2020 hari ini.
Hal itu juga berlaku bagi orang yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Jika tren tersebut berlanjut, Rahmat menegaskan Kota Bekasi bisa berjalan normal dengan kemungkinan tak memperpanjang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Dari data yang ada, sebuah peningkatan yang bagus. Dalam 2 hari ini, tidak ada peningkatan baik ODP, PDP dan terkonfirmasi Positif di Kota Bekasi," ujar Rahmat dalam keterangan tertulis, Senin (4/5).
(pap/pap)
Hingga Senin kemarin tercatat total kasus sebanyak 11.587 orang, dengan 864 meninggal dunia, dan 1.954 dinyatakan sembuh. Persentase penambahan kasus juga terbilang stabil, dan sudah di bawah 5% per hari sejak 26 April lalu.
Total kasus di akhir April masih tidak jauh dari angka 10.000 orang, yang tentunya jauh di bawah estimasi pemerintah di atas 27.000 orang.
Doni, yang juga menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menyampaikan paparan tersebut dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR pada Kamis (2/4/2020) lalu.
"Estimasi jumlah kasus di Maret 1.577 masukan BIN. Ini relatif akurat. Estimasi akhir April 27.300. Puncaknya pada akhir Juni dan akhir Juli," katanya seperti dikutip detik.com.
Berikut ini estimasi jumlah kasus positif COVID-19 sebagaimana pemodelan BIN:
- Estimasi jumlah kasus di akhir Maret: 1.577 kasus (realita 1.528, akurasi prediksi 99 persen)
- Estimasi jumlah kasus di akhir April: 27.307 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Mei: 95.451 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Juni: 105.765 kasus
- Estimasi jumlah kasus di akhir Juli: 106.287 kasus
Kemarin, Doni melaporkan hasil rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu poin utama pembahasan berkaitan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Dapat kami sampaikan bahwa telah terjadi perlambatan (penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19) di beberapa provinsi terkait dengan status PSBB," ujar Doni, Senin (4/5/2020).
Meski demikian, ada dua anggapan dari jumlah kasus di Indonesia, yakni terkandalinya atau akibat jumlah tes yang dilakukan pemerintah jika dibandingkan negara-negara lainnya.
Jakarta yang merupakan episentrum penyebaran sudah melaporkan penurunan laju penambahan harian.
Berdasarkan data yang dihimpun dari corona.jakarta.go.id, pada Senin (4/5/2020), penambahan kasus harian sebanyak 55.
Jumlah itu lebih rendah dibandingkan tiga hari sebelumnya yang masing-masing tercatat 62 kasus (3 Mei 2020), 72 kasus (2 Mei 2020), dan 145 kasus (1 Mei 2020).
Sementara itu, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengklaim tidak ada penambahan jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) sejak 2 hingga 4 April 2020 hari ini.
Hal itu juga berlaku bagi orang yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) serta Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Jika tren tersebut berlanjut, Rahmat menegaskan Kota Bekasi bisa berjalan normal dengan kemungkinan tak memperpanjang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Dari data yang ada, sebuah peningkatan yang bagus. Dalam 2 hari ini, tidak ada peningkatan baik ODP, PDP dan terkonfirmasi Positif di Kota Bekasi," ujar Rahmat dalam keterangan tertulis, Senin (4/5).
(pap/pap)
Next Page
Kondisi Ekonomi Memburuk, Rupiah Tetap
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular