
Lockdown Dilonggarkan, tapi Harga Batu Bara Tak Membaik
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
04 May 2020 11:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara termal Newcastle untuk kontrak yang ramai diperdagangkan masih berada di level terendah dalam empat tahun. Sinyal pembalikan arah masih belum terlihat jelas di tengah belum selesainya pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Jumat (1/5/2020), harga batu bara Newcastle untuk kontrak yang ramai diperdagangkan ambles 2,15% ke US$ 52,4/ton. Dalam sepekan harga batu bara terkoreksi 0,3% (week on week/wow).
Koreksi ini terjadi di tengah masih terbatas permintaan batu bara menyusul kebijakan lockdown di negara-negara utama konsumen batu bara seperti India dan China. Berhentinya aktivitas manufaktur akibat lockdown memicu terhentinya pasokan energi tersebut karena permintaan anjlok.
Produsen utama batu bara di Negeri Panda memangkas harga kontrak April karena minat beli yang sangat rendah dengan pasokan yang masih menggunung di pelabuhan mereka di pesisir Utara dan mencapai level tertingginya sejak 2015.
Pasar batu bara kalori tinggi juga tidak bagus-bagus amat. PLN-nya Jepang yakni Tohoku dan raksasa batu bara Australia Glencore, misalnya, sepakat menjual batu bara di harga US$ 68,75/ton untuk batu bara berkadar 6.322 kcal/kg pengiriman April 2020 hingga Maret 2021.
Untuk perdagangan hari ini, harga batu bara berpotensi kembali terkoreksi. Pemicunya tak lain dan tak bukan adalah ancaman Trump yang akan kembali menaikkan bea impor untuk China.
Trump menganggap China telah membuat kesalahan besar terkait wabah Covid-19 yang sekarang tengah merebak ke barbagai pelosok dunia.
"Pendapat saya adalah mereka melakukan kesalahan. Mereka mencoba menutupinya, mereka berusaha memadamkannya. Ini seperti api, "kata Trump. "Kau tahu, ini benar-benar seperti mencoba memadamkan api dan mereka tidak bisa memadamkan api. " melansir CNBC International.
Prioritas AS di bawah Trump sekarang lebih ke menyorot peran China yang dianggapnya sebagai sumber masalah utama pandemi yang saat ini merebak. Kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing pun dinomor duakan untuk saat ini.
"Kami menandatangani kesepakatan perdagangan di mana mereka seharusnya membeli, dan mereka sebenarnya telah membeli banyak. Namun sekarang itu menjadi prioritas kedua akibat virus ini," kata Trump kepada wartawan. "Situasi [merebaknya] virus tidak dapat diterima" tambahnya sebagaimana diwartakan oleh Reuters.
Trump gusar lantaran wabah Covid-19 telah mengobrak-abrik ekonomi AS. Gara-gara pandemi sebanyak 30,3 juta warga AS harus kehilangan pekerjaan hanya dalam periode empat pekan. Di sisi lain ekonomi AS juga mencatatkan kontraksi sebesar 4,8% (annualized) pada kuartal pertama 2020. Ini merupakan kontraksi terdalam sejak krisis 2008 dan kontraksi pertama sejak 2014.
Jika Trump nekat mengeksekusi ancaman tersebut, prospek perekonomian global makin suram dan pemulihan akan berjalan semakin lambat. Hal ini tentu membuat permintaan terhadap komoditas salah satunya batu bara juga semakin melemah.
Dengan masih adanya ketidakpastian kapan ekonomi akan pulih serta adanya ancaman ini, sinyal pembalikan harga batu bara yang kuat masih belum tampak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Top! Akhirnya Harga Batu Bara Membara, Naik Signifikan 5,64%
Jumat (1/5/2020), harga batu bara Newcastle untuk kontrak yang ramai diperdagangkan ambles 2,15% ke US$ 52,4/ton. Dalam sepekan harga batu bara terkoreksi 0,3% (week on week/wow).
Produsen utama batu bara di Negeri Panda memangkas harga kontrak April karena minat beli yang sangat rendah dengan pasokan yang masih menggunung di pelabuhan mereka di pesisir Utara dan mencapai level tertingginya sejak 2015.
Pasar batu bara kalori tinggi juga tidak bagus-bagus amat. PLN-nya Jepang yakni Tohoku dan raksasa batu bara Australia Glencore, misalnya, sepakat menjual batu bara di harga US$ 68,75/ton untuk batu bara berkadar 6.322 kcal/kg pengiriman April 2020 hingga Maret 2021.
Untuk perdagangan hari ini, harga batu bara berpotensi kembali terkoreksi. Pemicunya tak lain dan tak bukan adalah ancaman Trump yang akan kembali menaikkan bea impor untuk China.
Trump menganggap China telah membuat kesalahan besar terkait wabah Covid-19 yang sekarang tengah merebak ke barbagai pelosok dunia.
"Pendapat saya adalah mereka melakukan kesalahan. Mereka mencoba menutupinya, mereka berusaha memadamkannya. Ini seperti api, "kata Trump. "Kau tahu, ini benar-benar seperti mencoba memadamkan api dan mereka tidak bisa memadamkan api. " melansir CNBC International.
Prioritas AS di bawah Trump sekarang lebih ke menyorot peran China yang dianggapnya sebagai sumber masalah utama pandemi yang saat ini merebak. Kesepakatan dagang antara Washington dan Beijing pun dinomor duakan untuk saat ini.
"Kami menandatangani kesepakatan perdagangan di mana mereka seharusnya membeli, dan mereka sebenarnya telah membeli banyak. Namun sekarang itu menjadi prioritas kedua akibat virus ini," kata Trump kepada wartawan. "Situasi [merebaknya] virus tidak dapat diterima" tambahnya sebagaimana diwartakan oleh Reuters.
Trump gusar lantaran wabah Covid-19 telah mengobrak-abrik ekonomi AS. Gara-gara pandemi sebanyak 30,3 juta warga AS harus kehilangan pekerjaan hanya dalam periode empat pekan. Di sisi lain ekonomi AS juga mencatatkan kontraksi sebesar 4,8% (annualized) pada kuartal pertama 2020. Ini merupakan kontraksi terdalam sejak krisis 2008 dan kontraksi pertama sejak 2014.
Jika Trump nekat mengeksekusi ancaman tersebut, prospek perekonomian global makin suram dan pemulihan akan berjalan semakin lambat. Hal ini tentu membuat permintaan terhadap komoditas salah satunya batu bara juga semakin melemah.
Dengan masih adanya ketidakpastian kapan ekonomi akan pulih serta adanya ancaman ini, sinyal pembalikan harga batu bara yang kuat masih belum tampak.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Top! Akhirnya Harga Batu Bara Membara, Naik Signifikan 5,64%
Most Popular