Sebelum Transaksi, Mari Simak 8 Kabar dari Pasar Pekan Lalu

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
04 May 2020 08:19
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Asa mulai ditemukannya obat pandemi Covid-19, Remdesivir yang diproduksi Gilead Science, menjadi angin segar bagi pasar dan menjadi katalis positif yang mendorong kenaikan bursa saham domestik.

Kamis akhir pekan lalu (30/4/2020), Indeks Harga Saham Gabungan berakhir di teritori positif dengan penguatan 3,21% ke posisi 4.713,87. Nilai transaksi mencapai mencapai Rp 7,3 triliun, dengan volume 6,5 miliar unit saham. Sedangkan, investor asing sudah mulai mencatatkan beli bersih Rp 304 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan di awal pekan ini, Senin (4/5/2020):


1. Tambah 29 Kasus, Positif Covid-19 Klaster Sampoerna 66 Orang

Kasus Covid-19 di kalangan karyawan PT HM Sampoerna Tbk terus bertambah. Sampai dengan saat ini, total konfirmasi positif Covid-19 di klaster Sampoerna mencapai 66 orang.

"Jadi kita update ya semalam ada tambahan 29 karyawan Sampoerna yang positif Covid-19. Hasilnya keluar semalam," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Mapolrestabes Surabaya, Minggu (3/5/2020), seperti dilansir detik.com.

Ia menjelaskan, kini ada total 66 karyawan Sampoerna yang positif Covid-19. Sebelumnya, dari hasil swab 91 karyawan Sampoerna, ada 34 yang positif, 12 negatif dan 46 belum keluar hasilnya. Sedangkan dua orang karyawan yang positif Covid-19 telah meninggal beberapa waktu lalu.

"Jadi tambahan 29 ini dari mereka yang menunggu hasil swab di Soetomo. Mereka saat ini ada di salah satu hotel, masih diobservasi di sana. Saat ini dari 64 karyawan positif, 25 sudah dipindah ke rumah sakit. Mereka semua ini harus dirujuk di rumah sakit. Koordinasi terus kita lakukan," imbuhnya.

2. 3 Risiko Sektor Keuangan yang Harus Diwaspadai Versi OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut terdapat tiga risiko yang perlu diwaspadai dalam sistem keuangan di sektor jasa keuangan Indonesia di tengah pandemi Covid-19 yang melanda. Risiko ini disebabkan oleh dampak yang ditimbulkan oleh virus ini ke sektor riil dan memiliki efek domino pada sistem keuangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menjelaskan, tiga risiko tersebut antara lain likuiditas di sektor keuangan, pemulihan nasabah dan kemampuan bayar (solvency) lembaga keuangan.

"Akibat Covid-19 ini sektor riil kita lihat sudah mulai [terdampak]. Beberapa sektor terutama sudah mulai mengalami permasalahan usahanya sehingga suka tidak suka akan berdampak ke sektor keuangan," kata Wimboh saat rapat virtual dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (30/4/2020).



3. Refinancing, Indah Kiat Rilis Obligasi Rp 3 T
Produsen kertas milik Grup Sinar Mas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) bakal menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun. Dana hasil penerbitan obligasi ini sebagian besar akan digunakan untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) utang yang akan jatuh tempo.

Berdasarkan siaran pers yang dirilis perusahaan, obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper dengan target total penerbitan senilai Rp 10 triliun.

Rencananya surat utang tahap pertama ini akan diterbitkan dalam tiga seri dengan tenor 370 hari untuk seri A, 3 tahun untuk seri B dan 5 tahun untuk seri C. Instrumen utang ini mendapatkan rating A+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).

Adapun penggunaan dana ini sebesar 60% akan digunakan untuk refinancing utang perusahaan yang akan jatuh tempo. Sedangkan sisanya 40% akan digunakan untuk penambahan modal kerja.

4. Q1-2020, Laba Bukit Asam Tergerus 21% Jadi Rp 903 M
Emiten pertambangan batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk Rp 903,24 miliar pada kuartal I-2020. Perolehan ini tergerus 20,57% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 1,13 triliun.

Sejalan dengan penurunan laba bersih perseroan, nilai laba per saham dasar juga terkoreksi menjadi Rp 81 per saham dari sebelumnya Rp 110 per saham.

Mengacu laporan keuangan, menurunnya laba bersih perusahaan tambang pelat merah ini juga terpengaruh dari penurunan pendapatan di 3 bulan pertama tahun ini. Anak usaha PT Inalum (Persero) atau MIND ID ini membukukan pendapatan Rp 5,12 triliun, turun 4,01% dari tahun sebelumnya Rp 5,33 triliun.

Beban pokok pendapatan sedikit mengalami kenaikan menjadi Rp 3,59 triliun dari sebelumnya Rp 3,56 triliun. Pada pos beban umum dan administrasi tercatat meningkat jadi Rp 418,66 miliar dari Rp 342,72 miliar.

5. Q1 Kredit Bank Himbara Tumbuh 11,03%, BMRI Paling Kencang
Bank-bank yang terhimpun dalam bank pelat merah masih mencatatkan kinerja positif pada periode kuartal pertama tahun ini. Hal ini terlihat dari kinerja Bank Himbara secara keseluruhan masih moncer dengan penyaluran kredit tumbuh 11,03% secara tahunan menjadi Rp 2.469,32 triliun.

Ketua Himbara yang juga Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sunarso merinci, pada 3 bulan pertama, pertumbuhan kredit paling tinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 14,84% atau Rp 786,11 triliun.

Diikuti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 11,2% atau Rp 545,69 triliun. Selanjutnya, kredit Bank BRI tumbuh 9,38% secara tahunan Rp 884,27 triliun dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tumbuh 4,59% atau menyalurkan kredit Rp 253,25 triliun.

"Sampai Maret masih positif, kami mulai terkena dampak mungkin setelah Maret. Namun, sekarang [dampak Covid-19] sudah terasa," kata Sunarso, dalam paparan Rapat Virtual dengan Komisi VI DPR, Kamis (30/4/2020).



6.Corona Melanda, Anak Usaha Indomobil Rights Issue Rp 427 M

PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), anak usaha PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), akan menerbitkan sebanyak 2,88 miliar saham baru (rights issue) atau setara dengan 50% dari jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Penerbitan saham baru ini untuk memperkuat struktur modal. Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan perseroan ke BEI, nilai nominal saham baru tersebut ditetapkan sesar Rp 200/unit, di mana saham baru ini bersumber dari portepel.

Adapun harga pelaksanaan rights issue ini belum ditetapkan, tapi berdasarkan harga rata-rata saham IMJS hari ini Rp 148/saham, maka dengan besaran saham 2.884.775.000 yang akan diterbitkan, perseroan diperkirakan bisa memperoleh dana segar sekitar Rp 427 miliar dari para pemegang saham.

7. Selama 2019 Pendapatan Jasa Marga Drop 29%, Laba Stagnan
Kinerja laba bersih operator jalan tol pelat merah PT Jasa Marga Tbk (JSMR) tak mengalami pertumbuhan alias stagnan pada 2019 secara year on year (YoY). Nilai laba bersih ini tercatat senilai Rp 2,207 triliun dari sebelumnya senilai Rp 2,202 triliun di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, nilai laba per saham naik tipis menjadi Rp 304,10 dari sebelumnya Rp 303,48.

Pendapatan perusahaan pada periode ini turun 28,74% YoY, menjadi senilai Rp 26.34 triliun dari sebelumnya Rp 36,97 triliun. Penurunan pendapatan ini terjadi karena turunnya pendapatan konstruksi menjadi senilai Rp 25,36 triliun dari sebelumnya senilai Rp 27,18 triliun.

8. Mau Jadi Bank Digital, Rugi Bank Artos Q1-2020 Menggunung
Bank yang baru-baru ini dikendalikan oleh bankir Jerry NG dan Patrick Walujo, yakni PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) mengalami peningkatan kerugian bersih di periode yang 31 Maret 2020 sebesar 321,02%. Kerugian perusahaan membengkak menjadi Rp 25,37 miliar dari kerugian di periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 6,02 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai rugi per saham juga mengalami akumulasi menjadi senilai Rp 21,04 dari sebelumnya senilai Rp 5.

Padahal perusahaan mengalami kenaikan pendapatan bunga sebesar 47,37% secara year on year (YoY) menjadi Rp 18,94 miliar dari sebelumnya di akhir Maret 2019 yang senilai Rp 13,46 miliar.

[Gambas:Video CNBC]




(hps/hps) Next Article Laba Astra Drop 8% di Q1, Pizza Hut Tegaskan Tak Ada PHK

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular