Rupiah Top! Kurs Poundsterling Ambles 2,5% ke Rp 18.535

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 April 2020 18:56
FILE PHOTO: Wads of British Pound Sterling banknotes are stacked in piles at the Money Service Austria company's headquarters in Vienna, Austria, November 16, 2017. REUTERS/Leonhard Foeger/File Photo
Foto: Pound Sterling (REUTERS/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sedang perkasa, kurs poundsterling dibuat ambles ke level terlemah lebih dari 1 bulan pada perdagangan Kamis (30/4/2020). Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus membuat rupiah mampu menumbangkan lawan-lawannya.

Tidak seperti melawan dolar Amerika Serikat (AS) yang perdagangannya berakhir pukul 15:00 WIB,  perdagangan rupiah melawan poundsterling masih berlangsung. Pada pukul 18:10 WIB, GBP 1 setara Rp 18.535,7, poundsterling merosot 2,5% di pasar spot melansir data Refinitiv.

Sentimen pelaku pasar yang membaik setelah obat dari Gilead Sciences Inc. dilaporkan sukses mengobati pasien dengan penyakit virus corona (Covid-19) membuat rupiah jadi perkasa.

CNBC International, pada Rabu waktu AS melaporkan tahap awal uji klinis remdesivir tersebut yang dilakukan oleh National Institute of Allergy and Infectious Diseases sudah mencapai tahap akhir, dan hasilnya bagus.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Dr. Anthony Fauci, mengatakan remdesivir menunjukkan hasil yang positif yang "jelas" dalam mengobati pasien virus corona.



Sementara itu Gilead juga merilis hasil uji klinis sendiri yang menunjukkan peningkatan kondisi pasien Covid-19 saat menggunakan remdesivir buatannya.

Presiden AS, Donald Trump, pada Rabu waktu setempat mengatakan ia ingin Food and Drug Administration (FDA) bergerak secepat yang mereka bisa untuk menyetujui remdesivir Gilead digunakan sebagai pengobatan virus corona.

"Kami ingin melihat persetujuan yang cepat, khususnya dengan obat yang mampu mengobati Covid-19" kata Trump di Gedung Putih.

FDA sebelumnya juga sudah mengatakan sedang melakukan diskusi dengan Gilead untuk membuat remdesivir tersedia bagi pasien "secepat mungkin, dan setepat mungkin".

Kabar tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, harapan akan segara berakhirnya pandemi Covid-19 semakin membuncah. Saat sentimen pelaku pasar membaik, rupiah akan "mengerikan" bagi lawan-lawannya.

Sementara itu poundsterling sedang dalam tekanan setelah belum ada kepastian karantina wilayah (lockdown) Inggris akan dilonggarkan atau malah diperpanjang.

Lockdown
Inggris berlaku sampai 7 Mei nanti, tetapi Perdana Menteri Boris Johnson belum memberikan keputusan apakah akan diperpanjang atau dilonggarkan.

Senin (27/4/2020) lalu, saat memberikan pidato pertama setelah mengalami perawatan akibat terinfeksi virus corona, PM Johnson mengatakan saat ini masih terlalu dini menghentikan lockdown, dan risiko akan ada penyebaran gelombang kedua menjadi cukup besar jika hal tersebut dilakukan.

Tetapi kabar baiknya, Inggris dikatakan sudah berada di puncak penyebaran, yang artinya jumlah kasus akan mulai melandai. Johnson tidak memberikan detail apakah kapan lockdown akan mulai dilonggarkan, tetapi ia mengatakan akan memberikan update.



Sayangnya hingga saat ini belum ada update yang katakan tersebut. Dengan demikian, Inggris terbilang telat melonggarkan lockdown ketimbang negara-negara Eropa lainnya.

Selain itu, pelaku pasar juga mulai pesimis terhadap outlook jangka panjang poundsterling.

Reuters melaporkan, dalam enam pekan beruntun, posisi bullish (tren menguat) pelaku pasar terus berkurang hingga akhirnya berubah menjadi bearish (tren melemah), pada 21 April lalu.

Artinya, lebih banyak pelaku pasar yang memprediksi poundsterling akan melemah ketimbang yang memprediksi akan menguat. Posisi bearish tersebut menjadi yang pertama sejak Desember tahun lalu.

Meski nantinya Inggris berhasil menghentikan pandemi Covid-19, tetapi menurut analis yang dikutip Reuters, dalam jangka panjang poundsterling masih akan terbebani oleh proses Brexit.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]





(pap/pap) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular