
Ketergantungan, Bos BI Lagi Pusing Aliran Modal Asing Seret!
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
29 April 2020 10:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sedikit melemah. Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di posisi Rp 15.400 ini lebih lemah memang dari sebelumnya.
Alasannya, dana asing lagi seret masuk. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada beberapa faktor teknikal yang membuat rupiah melemah.
"CAD [defisit transaksi berjalan] lebih rendah. Kemudian faktor kedua, BI akan terus jaga pasar, jaga stabilitas rupiah kalau perlu kita intervensi," kata Perry Rabu (29/4/2020).
"Ketiga arus modal asing Insyallah masuk. Sekarang lagi seret, kadang masuk kadang keluar. Insyallah inflow membaik di triwulan II dan IV," papar Perry.
Bahkan Perry mengatakan, karena inflow seret maka lelang yang dilakukan pemerintah untuk SBN kemarin sudah diikuti juga oleh BI.
"Kemarin, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengindikasikan target dari penerbitan SBN Rp 20 triliun, bisa dinaikkan sampai Rp 40 triliun. Bid (penawaran) yang masuk adalah Rp 44,4 triliun, bid to cover ratio 2,2 kali," kata Perry.
Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No 1/2020, BI sudah diperkenankan masuk ke pasar perdana alias lelang SBN. Sebelumnya, BI hanya bisa membeli SBN di pasar sekunder.
Perry mengungkapkan, kesepakatan BI dengan Kemenkeu adalah MH Thamrin bisa membeli maksimal 25% dari target. Dengan target indikatif yang bisa mencapai Rp 40 triliun, berarti BI bisa membeli sampai Rp 10 triliun.
"Namun kami ingin mendahulukan pelaku pasar. Kami bid Rp 7,5 triliun. Jadi kemarin Rp 44,4 triliun itu Rp 7,5 triliun dari BI," kata Perry.
Dari lelang kemarin, pemerintah memutuskan untuk mengambil Rp 16,62 triliun atau di bawah target indikatif. Oleh karena itu, Perry mengungkapkan pemerintah membuka opsi lelang tambahan atau greenshoe option. Harga tidak berubah, sama seperti lelang perdana.
(dru) Next Article BI Pertahankan Bunga Acuan 5%, Kebijakan Moneter: Akomodatif!
Alasannya, dana asing lagi seret masuk. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada beberapa faktor teknikal yang membuat rupiah melemah.
"CAD [defisit transaksi berjalan] lebih rendah. Kemudian faktor kedua, BI akan terus jaga pasar, jaga stabilitas rupiah kalau perlu kita intervensi," kata Perry Rabu (29/4/2020).
"Kemarin, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengindikasikan target dari penerbitan SBN Rp 20 triliun, bisa dinaikkan sampai Rp 40 triliun. Bid (penawaran) yang masuk adalah Rp 44,4 triliun, bid to cover ratio 2,2 kali," kata Perry.
Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No 1/2020, BI sudah diperkenankan masuk ke pasar perdana alias lelang SBN. Sebelumnya, BI hanya bisa membeli SBN di pasar sekunder.
Perry mengungkapkan, kesepakatan BI dengan Kemenkeu adalah MH Thamrin bisa membeli maksimal 25% dari target. Dengan target indikatif yang bisa mencapai Rp 40 triliun, berarti BI bisa membeli sampai Rp 10 triliun.
"Namun kami ingin mendahulukan pelaku pasar. Kami bid Rp 7,5 triliun. Jadi kemarin Rp 44,4 triliun itu Rp 7,5 triliun dari BI," kata Perry.
Dari lelang kemarin, pemerintah memutuskan untuk mengambil Rp 16,62 triliun atau di bawah target indikatif. Oleh karena itu, Perry mengungkapkan pemerintah membuka opsi lelang tambahan atau greenshoe option. Harga tidak berubah, sama seperti lelang perdana.
(dru) Next Article BI Pertahankan Bunga Acuan 5%, Kebijakan Moneter: Akomodatif!
Most Popular