IHSG Ambles, Intip Strategi MI Meracik Reksa Dana Saham

Hidayat Arif Subakti, CNBC Indonesia
27 April 2020 14:29
Kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand di Bursa Efek Indonesia, Senin (18/2/2019). kompetisi jual beli saham Oppo Stocks in Your Hand (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini membuat pasar saham di Indonesia semakin tidak kondusif. Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun ini yang mencapai 28% berimbas pada kinerja reksa dana terutama reksa dana saham.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I Senin ini (27/4/2020), IHSG minus 28,72% di level 4.490,41 dengan catatan aksi jual bersih asing (net sell) tembus Rp 17,92 triliun di semua pasar.

Lantas bagaimanakah strategi perusahaan manajer investasi (MI) untuk meracik reksa dana saham di tengah pandemi Covid 19?

Chief Economist dan Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menjelaskan, saat ini rata-rata return atau imbal hasil reksa dana masih mengikuti tren pasar, sehingga strategi meracik investasi yang prudent harus menjadi prioritas.

Ia menyebut dalam meracik reksa dana saham, harus selalu memilih aset-aset atau saham yang likuid dan memiliki fundamental atau berkinerja bagus. Untuk saham, harus pintar memilih saham dari perusahaan yang memiliki rasio utang yang rendah dan sektor yang cenderung defensif di tengah corona.


"Sektornya harus defensif sehingga ketika suatu saat dilakukan penjualan dapat dijual tanpa menderita kerugian, jadi sekarang prinsip yang dikemukakan adalah prinsip kehati-hatian [prudent], jangan terlalu mengejar return yang tinggi tanpa memperhatikan risiko yang ada, jadi kehati-hatian itu nomer satu," ujar Katarina, dalam dialog bersama Closing Bell, CNBC Indonesia, Jumat (24/04/2020).

Dia mengatakan, di tengah kondisi ketidakpastian dan gejolak ekonomi saat ini, investor cenderung menyukai produk dengan volatilitas yang relatif rendah, misalnya produk reksa dana pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap.

Katarina menambahkan, khusus saham, investor juga menyukai adanya pembayaran dividen emiten yang teratur dibagikan. Dengan demikian menjadi pertimbangan dalam meracik reksa dana saham.

Selain itu volatilitas rendah atas satu saham juga menjadi pertimbangan. Hanya saja, dia menegaskan, dari sisi investor yang memiliki produk reksa dana sangat tergantung kebutuhan investor itu sendiri, ketepatan produk juga berbeda-beda bagi setiap investor.

"Tentunya produk yang tepat untuk investor sangat bergantung dengan profil risiko masing masing tujuan investasi, serta jangka waktu investasi yang ditargetkan oleh masing masing investor tersebut," katanya.

"Jadi kita tidak bisa pukul rata satu produk tepat untuk si A atau si B tergantung profil risiko, tujuan investasi dan jangka waktu investasi yang ditargetkan oleh masing masing investor."


Pada awal April, lembaga riset reksa dana, Infovesta mencatat sejak awal tahun kinerja reksa dana dalam negeri mayoritas negatif, terutama karena adanya pandemi corona yang berdampak pada pasar modal dalam dan luar negeri.

Sepanjang kuartal I-2020, reksa dana yang paling dalam terkoreksi adalah jenis reksa dana (RD) saham yang kinerjanya sudah ambles 27,58%. Koreksi RD saham ini sejalan dengan pelemahan yang terjadi pada IHSG pada periode yang sama yang melemah 27,95%.

Kinerja terlemah selanjutnya terjadi pada reksa dana campuran yang tercermin pada Infovesta 90 Balance Fund Index yang melemah 15,51%.

NoNama IndeksKinerja YTD 31 Maret 2020
(31 Desember 2019 - 31 Maret 2020) (%)
Kinerja MoM 31 Maret 2020
(28 Februari 2020 - 31 Maret 2020) (%)
1Indeks Harga Saham Gabungan-27,95-16,76
2Infovesta 90 Balanced Fund Index-15,51-9,71
3Infovesta 90 Equity Fund Index-27,58-15,96
4Infovesta 90 Fixed Income Fund Index-1,76-3,44
5Infovesta 90 Money Market Fund Index1,290,40
6Infovesta Corporate Bond Index1,410,20
7Infovesta Government Bond Index-1,61-3,31


Lebih lanjut indeks 90 reksa dana pendapatan tetap sepanjang 3 bulan pertama tahun ini terkoreksi lebih tipis sebanyak 1,76%. Padahal reksa dana ini lebih defensif selama 2 bulan pertama namun akhirnya longsor di Maret 2020.

Satu-satunya jenis reksa dana yang berkinerja positif dan stabil sejak awal tahun adalah reksa dana pasar uang yang tercermin dari indeks 90 reksa dana pasar uang Infovesta. Sejak Januari hingga Maret, reksa dana ini secara konsisten memberikan imbal hasil (return) 1,29%.


[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Catat! Ini Dia 5 Jawara Reksa Dana di Januari 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular