
Gelontorkan Rp 420 T, BI: Sekarang 'Jamunya' Longgar!
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 April 2020 15:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunganya di level 4,5% kemarin. Namun, bank sentral memastikan kebijakan yang dianggap sebagai 'jamu' oleh Gubernur BI Perry Warjiyo adalah longgar, atau kebijakan moneter longgar.
"Semua jamunya BI itu longgar. Diwujudkan dalam quantitative easing yang lebih besar dan pelonggaran makroprudensial dan akselerasi sistem pembayaran," kata Perry, Jumat (17/4/2020).
Menurutnya, Bank Sentral telah menurunkan GWM per 1 Mei sebesar 200 bps. Nah, hal ini menambah likuiditas Rp 102 triliun.
"Sehingga total quantitative easing BI sudah hampir Rp 420 triliun," terangnya.
Perry mengungkapkan lebih jauh, perbankan sudah diwajibkan untuk memegang SBN atau Surat Berharga Negara yang diterbitkan pemerintah melalui rasio Penyangga Likuiditas Makro (PLM).
Nantinya, kebutuhan fiskal dengan mudah diserap oleh bank. Lalu bagaimana jika bank butuh dana?
"Silakan datang ke BI untuk me-repo. Ini lah bentuk koordinasi antara pemerintah, BI dan OJK," tegas Perry.
(dru/dru) Next Article BI: Rupiah Stabil, Kita Jaga Tak Capai Skenario Rp 17.000/US$
"Semua jamunya BI itu longgar. Diwujudkan dalam quantitative easing yang lebih besar dan pelonggaran makroprudensial dan akselerasi sistem pembayaran," kata Perry, Jumat (17/4/2020).
Menurutnya, Bank Sentral telah menurunkan GWM per 1 Mei sebesar 200 bps. Nah, hal ini menambah likuiditas Rp 102 triliun.
Perry mengungkapkan lebih jauh, perbankan sudah diwajibkan untuk memegang SBN atau Surat Berharga Negara yang diterbitkan pemerintah melalui rasio Penyangga Likuiditas Makro (PLM).
Nantinya, kebutuhan fiskal dengan mudah diserap oleh bank. Lalu bagaimana jika bank butuh dana?
"Silakan datang ke BI untuk me-repo. Ini lah bentuk koordinasi antara pemerintah, BI dan OJK," tegas Perry.
(dru/dru) Next Article BI: Rupiah Stabil, Kita Jaga Tak Capai Skenario Rp 17.000/US$
Most Popular