
BI: Rupiah Stabil, Kita Jaga Tak Capai Skenario Rp 17.000/US$
Lidya Julita S, CNBC Indonesia
01 April 2020 10:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, berkomitmen menjaga nilai tukar rupiah agar tidak melambung hingga skenario terburuk. Adapun skenario terburuknya bisa di atas Rp 17.000/US$.
"Skenario yang berat itu adalah suatu forward looking. Antisipasi kita akan lakukan," kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (1/4/2020).
Ada skenario yang memang membuat rupiah bisa ke Rp 17.000 per dolar AS. Namun Perry memastikan hal tersebut akan diantisipasi.
"Kurs Rp 17.000/US$ atau Rp 17.500/US$ itu kita antisipasi supaya tidak terjadi. Saya sebagai Gubernur BI menyatakan, tingkat rupiah saat ini sudah memadai. Yang tadi disampaikan itu skenario forward looking supaya tidak terjadi," katanya.
Perry menegaskan, skenario forward looking ini telah diantisipasi agar tidak terjadi karena BI akan terus berada di pasar. "BI komitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," tegas Perry.
Lebih jauh Perry mengatakan, ada tiga bentuk intervensi yakni di pasar spot, di pasar DNDF dan di pasar SBN dengan melakukan buyback.
"Ini SBN kita sudah beli di pasar sekunder Rp 160 triliun sampai sekarang," kata Perry.
(dru) Next Article Quantitative Easing Versi BI Telah Banjiri Pasar Rp 662 T
"Skenario yang berat itu adalah suatu forward looking. Antisipasi kita akan lakukan," kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Rabu (1/4/2020).
Ada skenario yang memang membuat rupiah bisa ke Rp 17.000 per dolar AS. Namun Perry memastikan hal tersebut akan diantisipasi.
Perry menegaskan, skenario forward looking ini telah diantisipasi agar tidak terjadi karena BI akan terus berada di pasar. "BI komitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," tegas Perry.
Lebih jauh Perry mengatakan, ada tiga bentuk intervensi yakni di pasar spot, di pasar DNDF dan di pasar SBN dengan melakukan buyback.
"Ini SBN kita sudah beli di pasar sekunder Rp 160 triliun sampai sekarang," kata Perry.
(dru) Next Article Quantitative Easing Versi BI Telah Banjiri Pasar Rp 662 T
Most Popular