BI Dapat Amunisi dari The Fed, Obligasi RI Diburu Investor

Haryanto, CNBC Indonesia
08 April 2020 11:51
Harga obligasi rupiah pemerintah Rabu (8/4/2020) terapresiasi setelah BI menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan The Fed AS
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah Indonesia pada hari ini, Rabu (8/4/2020) terapresiasi  setelah bank Indonesia (BI) menyepakati kerja sama repurchase agreement (repo) line dengan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Bank Sentral AS menyiapkan stok dolar hingga US$ 60 miliar.

"Ini bentuknya repo line. Kerja sama dengan bank sentral termasuk BI dengan The Fed. Repo line ini adalah suatu kerja sama untuk kalau BI membutuhkan likuiditas dolar bisa digunakan," kata Perry di Channel Youtube BI, Selasa (7/4/2020).

Perry mengklaim keberhasilan kerja sama ini memberikan keyakinan kepada investor asing. Walaupun saat ini cadangan devisa yang dikelola BI masih cukup tinggi di US$ 120 miliar.

"Kerja sama The Fed ini hanya dengan sejumlah negara di emerging markets, termasuk RI. Ini bagian dari confidence dari AS kepada Indonesia karena punya prospek bagus baik dari kebijakan dari fiskal dan moneter," tuturnya.

 

Penguatan harga obligasi senada dengan kenaikan yang terjadi di pasar surat utang negara berkembang, sementara untuk negara maju sebagian besar cenderung melemah.

Data Refinitiv menunjukkan penguatan harga surat utang negara (SUN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark). Keempat seri tersebut adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguathari ini adalah FR0082 yang bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 20,1 basis poin (bps) menjadi 7,976%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.  Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Yield Obligasi Negara Acuan 8 Apr'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 7 Apr'20 (%)

Yield 8 Apr'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 8 Apr'20 (%)

FR0081

5 tahun

7.602

7.402

-20.00

7.5650

FR0082

10 tahun

8.177

7.976

-20.10

8.1647

FR0080

15 tahun

8.277

8.135

-14.20

8.2603

FR0083

20 tahun

8.328

8.175

-15.30

8.3209

Sumber: Refinitiv

Penguatan di pasar surat utang hari ini tidak senada dengan pelemah rupiah di pasar valas. Pada Rabu (8/4/2020) pukul 11:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 16.230/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,65% dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.



[Gambas:Video CNBC]




Obligasi RI Yang Terbaik
Apresiasi harga SUN senada dengan kenaikan di pasar surat utang pemerintah negara berkembang lainnya, sementara di negara maju relatif menurun.Di antara pasar obligasi negara yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia, SBN menjadi yang terbaik.


Yield
Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 7 Apr'20 (%)

Yield 8 Apr'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

7.905

7.9

-0.50

China (A+)

2.534

2.479

-5.50

Jerman (AAA)

-0.359

-0.33

2.90

Prancis (AA)

0.108

0.147

3.90

Inggris Raya (AA)

0.367

0.402

3.50

India (BBB-)

6.418

6.407

-1.10

Jepang (A)

0.009

0.003

-0.60

Malaysia (A-)

3.368

3.351

-1.70

Filipina (BBB)

4.656

4.646

-1.00

Rusia (BBB)

6.78

6.7

-8.00

Singapura (AAA)

1.108

1.067

-4.10

Thailand (BBB+)

1.45

1.35

-10.00

Amerika Serikat (AAA)

0.749

0.723

-2.60

Afrika Selatan (BB+)

10.945

10.925

-2.00

Sumber: Refinitiv

Hal tersebut mencerminkan investor global sudah mulai masuk ke pasar pendapatan tetap (fixed income) ini di tengah risiko resesi akibat penyebaran wabah virus corona.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(har/har) Next Article Corona Picu Resesi Global, Obligasi AS Diborong Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular