PM Inggris Positif COVID-19, Kurs Poundsterling Berfluktuasi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
06 April 2020 21:13
Poundsterling baru berbalik menguat setelah PM Johnson mengatakan masih akan memimpin pemerintahan Inggris.
Foto: Ilustrasi koin Poundsterling (REUTERS / Dado Ruvic)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling sempat melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (6/4/2020) setelah Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gejala-gejala terjangkit virus corona (COVID-19).

Di awal perdagangan hari, poundsterling sempat melemah 0,44% ke US$ 1,2206, sebelum berbalik menguat 0,38% di US$ 1,2308 pada pukul 18:50 WIB. Terhadap rupiah, poundsterling sempat melemah ke Rp 20.017,84/GBP sebelum berbalik menguat 0,26% ke RP 20.160,5/GBP.

"Ketika seorang kepala negara terserang [COVID-19] seperti ini, akan menyebabkan kecemasan bagi pemegang mata uang poundsterling dan aset dalam bentuk poundsterling lainnya," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi mata uang di Mizuho Sekutitas Tokyo.

Poundsterling baru berbalik menguat setelah PM Johnson mengatakan masih akan memimpin pemerintahan Inggris. Dalam pernyataan resminya melalui video, PM Johnson menyebut dia sudah membaik, meski demamnya masih tak kunjung turun.


Inggris merupakan negara dengan jumlah kasus COVID-19 terbanyak ke delapan saat ini. Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, hingga hari ini ada 48.451 kasus positif COVID-19, dengan 4.943 orang meninggal dunia, dan 229 sembuh.

Pewaris tahta kerajaan Pangeran Charles sebelumnya juga dinyatakan positif, tetapi telah dinyatakan sembuh akhir pekan kemarin. Dari pemerintahan, Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock dan Kepala Petugas Media Chris Whitty juga positif corona. Sementara penasihat PM, Dominic Cummings, juga kini mengkarantina diri.

Guna memerangi pandemi COVID-19, Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak pada pertengahan Maret lalu mengumumkan paket stimulus senilai 330 miliar poundsterling (US$ 398 miliar).

"Kami akan menyokong pasar tenaga kerja, kami akan menyokong pendapatan, kami akan membantu dunia usaha.... kami akan melakukan apapun yang diperlukan," kata Sunak sebagaimana dilansir CNBC International 17 Maret lalu.

Selain pemerintah, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga memberikan stimulus moneter dengan memangkas suku bunga menjadi 0,1% begitu juga dengan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) yang jumlahnya ditambah menjadi 645 miliar poundsterling dari sebelumnya 435 miliar poundsterling.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular