
Yuk Siap-siap, Minggu Depan Kayaknya Bakal Sibuk
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 April 2020 16:29

Sentimen keempat, kali ini dari dalam negeri, adalah sejumlah rilis data dari Bank Indonesia yaitu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), cadangan devisa, dan penjualan eceran. Ketiganya bisa memberi gambaran bagaimana dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian Indonesia.
Pada Februari, IKK berada di 117,7. Masih di atas 100 berarti konsumen masih pede menghadapi perekonomian saat ini dan masa mendatang. Namun optimisme itu menipis, karena bulan sebelumnya masih 121,7.
IKK adalah salah satu indikator permulaan (leading indicator) untuk meneropong arah perekonomian ke depan. Ketika konsumen masih yakin dan berniat untuk meningkatkan konsumsi, maka prospek ekonomi akan cerah. Sebaliknya jika konsumen pesimistis maka prospek pertumbuhan ekonomi juga mendung, karena konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 60% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Sementara rilis cadangan devisa akan memberi gambaran seberapa besar 'amunisi' yang dimiliki BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Jika cadangan devisa tergerus signifikan, maka persediaan 'peluru' BI untuk mengawal rupiah juga berkurang. Ini akan membuat persepsi investor terhadap rupiah menjadi negatif.
Sedangkan penjualan eceran akan mencerminkan bagaimana kondisi keuangan dunia usaha, terutama di sektor ritel. Kalau penjualan turun, maka pendapatan mereka tentu berkurang sehingga kecemasan terhadap gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa semakin besar.
Selain itu, penjualan eceran juga bisa menjadi ukuran seberapa kuat daya beli konsumen Indonesia. Lagi-lagi kalau ada penurunan, maka bisa diartikan ada daya beli yang tergerus.
Huft, banyak juga yang mesti dipantau ya. Jadi siap-siap, sepertinya pekan depan akan menjadi periode yang lumayan sibuk...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pada Februari, IKK berada di 117,7. Masih di atas 100 berarti konsumen masih pede menghadapi perekonomian saat ini dan masa mendatang. Namun optimisme itu menipis, karena bulan sebelumnya masih 121,7.
IKK adalah salah satu indikator permulaan (leading indicator) untuk meneropong arah perekonomian ke depan. Ketika konsumen masih yakin dan berniat untuk meningkatkan konsumsi, maka prospek ekonomi akan cerah. Sebaliknya jika konsumen pesimistis maka prospek pertumbuhan ekonomi juga mendung, karena konsumsi rumah tangga menyumbang hampir 60% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Sementara rilis cadangan devisa akan memberi gambaran seberapa besar 'amunisi' yang dimiliki BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Jika cadangan devisa tergerus signifikan, maka persediaan 'peluru' BI untuk mengawal rupiah juga berkurang. Ini akan membuat persepsi investor terhadap rupiah menjadi negatif.
Sedangkan penjualan eceran akan mencerminkan bagaimana kondisi keuangan dunia usaha, terutama di sektor ritel. Kalau penjualan turun, maka pendapatan mereka tentu berkurang sehingga kecemasan terhadap gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa semakin besar.
Selain itu, penjualan eceran juga bisa menjadi ukuran seberapa kuat daya beli konsumen Indonesia. Lagi-lagi kalau ada penurunan, maka bisa diartikan ada daya beli yang tergerus.
Huft, banyak juga yang mesti dipantau ya. Jadi siap-siap, sepertinya pekan depan akan menjadi periode yang lumayan sibuk...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular