
Deretan 'Senjata' Negara-negara yang Berperang Lawan Covid-19
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 March 2020 14:15

Bank investasi ternama Morgan Stanley mencatat sejak 22 Januari, sudah ada 30 bank sentral yang menurunkan suku bunga guna melindungi perekonomian dari dampak COVID-19. Selain itu di akhir tahun kuartal II-2020, Morgan Stanley melihat akan ada 25 bank sentral lagi yang akan menurunkan suku bunga.
Berikut beberapa kebijakan moneter yang diterapkan bank sentral dunia, serta kebijakan fiskal pemerintahnya.
China
Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBoC)menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari i menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55%.
Menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Kemudian menurunkan Loan Prime Rate (LPR) tenor setahun menjadi 4,05% dari 4,15%, dan tenor lima tahun turun 4,75% menjadi 4,8%.
PBoC juga menurunkan giro wajib minimum sebesar 50-100 basis poin (bps), dan menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
Sementara itu Pemerintah China belum mengungkapkan detail seberapa besar stimulus fiskal yang diberikan, tetapi berjanji melebarkan defisit anggaran guna memacu perekonomian.
Jepang
Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) sudah lama menerapkan suku bunga -0,1%, dan kebijakan yield curve control untuk menjaga likuditas di pasar. Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda menyatakan akan memperkuat kebijakanya dengan memperbesar nilai QE guna tetap menyediakan likuditas agar tidak terjadi pengetatan.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada Senin (23/3/2020) lalu berjanji akan menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 137 miliar. Nilai tersebut nyaris sama dengan stimulus yang dikeluarkan ketika krisis finansial global 2008.
India
Bank sentral India (Reserve Bank of India/RBI) memangkas suku bunga repo sebesar 75 bps menjadi 4,4%, dan suku bunga reverse repo sebesar 90 bps menjadi 4%.
Sementara itu pemerintah India mengumumkan stimulus fiskal senilai US$ 22,5 milar.
Korea Selatan
Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) memangkas suku bunganya hingga ke rekor terendah sepanjang masa 0,75%
Sementara pemerintahnya menggelontorkan stimulus senilai 11,7 triliun won.
Malaysia
Bank Sentral Malaysia (Bank Negara Malaysia/BNM) menurunkan suku bunga overnight menjadi 2,5% menjadi yang terendah dalam 10 tahun terakhir. BNM juga memangkas GWM sebesar 100 bps menjadi 2%.
Sementara itu dari sisi fiskal, Pemerintah Malaysia menggelontorkan stimulus senilai US$ 83,6 miliar.
Singapura
Bank Sentral Singapura (Monetary Autorithy Singapore/MAS) tidak menggunakan suku bunga sebagai alat moneternya, melainkan menetapkan kisaran dan nilai tengah dolar Singapura untuk mengatur ketat atau longgarnya likuiditas. MAS sebelumnya mengatakan akan melemahkan kisaran dolar Singapura guna menyediakan likuiditas yang dibutuhkan oleh perekonomian.
Untuk stimulus fiskal, Pemerintah Singapura mengumumkan stimulus sebesar SG$ 48 miliar.
Australia
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sudah memangkas suku bunga acuannya hingga ke rekor terendah sepanjang masa 0,25%. Selain itu, RBA juga menggelontorkan QE yang baru pertama kali dilakukan sepanjang sejarah.
Dari sisi fiskal, Pemerintah Australia menggelontorkan stimulus senilai AU$ 17,6 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/miq)
Berikut beberapa kebijakan moneter yang diterapkan bank sentral dunia, serta kebijakan fiskal pemerintahnya.
China
Menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Kemudian menurunkan Loan Prime Rate (LPR) tenor setahun menjadi 4,05% dari 4,15%, dan tenor lima tahun turun 4,75% menjadi 4,8%.
PBoC juga menurunkan giro wajib minimum sebesar 50-100 basis poin (bps), dan menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
Sementara itu Pemerintah China belum mengungkapkan detail seberapa besar stimulus fiskal yang diberikan, tetapi berjanji melebarkan defisit anggaran guna memacu perekonomian.
Jepang
Bank sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) sudah lama menerapkan suku bunga -0,1%, dan kebijakan yield curve control untuk menjaga likuditas di pasar. Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda menyatakan akan memperkuat kebijakanya dengan memperbesar nilai QE guna tetap menyediakan likuditas agar tidak terjadi pengetatan.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada Senin (23/3/2020) lalu berjanji akan menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 137 miliar. Nilai tersebut nyaris sama dengan stimulus yang dikeluarkan ketika krisis finansial global 2008.
India
Bank sentral India (Reserve Bank of India/RBI) memangkas suku bunga repo sebesar 75 bps menjadi 4,4%, dan suku bunga reverse repo sebesar 90 bps menjadi 4%.
Sementara itu pemerintah India mengumumkan stimulus fiskal senilai US$ 22,5 milar.
Korea Selatan
Bank sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BoK) memangkas suku bunganya hingga ke rekor terendah sepanjang masa 0,75%
Sementara pemerintahnya menggelontorkan stimulus senilai 11,7 triliun won.
Malaysia
Bank Sentral Malaysia (Bank Negara Malaysia/BNM) menurunkan suku bunga overnight menjadi 2,5% menjadi yang terendah dalam 10 tahun terakhir. BNM juga memangkas GWM sebesar 100 bps menjadi 2%.
Sementara itu dari sisi fiskal, Pemerintah Malaysia menggelontorkan stimulus senilai US$ 83,6 miliar.
Singapura
Bank Sentral Singapura (Monetary Autorithy Singapore/MAS) tidak menggunakan suku bunga sebagai alat moneternya, melainkan menetapkan kisaran dan nilai tengah dolar Singapura untuk mengatur ketat atau longgarnya likuiditas. MAS sebelumnya mengatakan akan melemahkan kisaran dolar Singapura guna menyediakan likuiditas yang dibutuhkan oleh perekonomian.
Untuk stimulus fiskal, Pemerintah Singapura mengumumkan stimulus sebesar SG$ 48 miliar.
Australia
Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) sudah memangkas suku bunga acuannya hingga ke rekor terendah sepanjang masa 0,25%. Selain itu, RBA juga menggelontorkan QE yang baru pertama kali dilakukan sepanjang sejarah.
Dari sisi fiskal, Pemerintah Australia menggelontorkan stimulus senilai AU$ 17,6 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/miq)
Pages
Most Popular