Sentimen Penggerak Pasar Pekan Ini: Corona Maning, Son...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 March 2020 08:11
Cermati Perkembangan Isu Corona
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Pekan ini, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi pasar keuangan Indonesia. Pertama, dan yang paling utama, adalah penyebaran virus corona yang semakin menggila.

Pada Minggu (22/3/2020) pukul 13:43 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia sudah lebih dari 300.000 orang. Sementara korban jiwa sudah melampaui 13.000 orang.


Setelah penyebaran virus di China mulai reda, lonjakan terjadi di AS dan Eropa. Kini jumlah kasus corona di Negeri Paman Sam mencapai 26.747. tertinggi ketiga di dunia setelah China (81.348) dan Italia (53.578).

Pemerintah Kota New York telah menginstruksikan warga untuk tinggal di rumah. Berikut adalah perintah Wali Kota New York Andrew Cuomo kepada warganya yang berlaku mulai Minggu malam waktu setempat:
 

  1.      Warga New York diperintahkan bekerja dari rumah.
  2.      Pekerja di sektor vital dan pegawai pemerintahan bisa terus bekerja.
  3.      Olahraga yang dilakukan sendiri tetap diperbolehkan, tetapi tidak untuk yang dilakukan dalam tim.
  4.      Warga tetap boleh keluar untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
  5.      Restoran dan bar tetap melayani pengiriman ke rumah. Makan di tempat tidak diperbolehkan.
  6.      Bisnis non-esensial harus ditutup.
  7.      Toko minuman keras tetap diizinkan buka, sebagaimana apotek, toko kebutuhan sehari-hari.
  8.      Transportasi umum dan jalan raya tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
  9.      Warga yang melanggar dikenakan hukuman denda.

"Saat saya bicara tentang langkah paling drastis yang bisa kami lakukan, ini dia," ujar Cuomo, seperti diberitakan Reuters.


Aktivitas publik menjadi terbatas demi menekan penyebaran virus corona. Nyawa memang prioritas utama dan harus menjadi yang pertama.

Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa pembatasan aktivitas seperti ini akan membuat roda perekonomian berjalan lambat. Oleh karena itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi bukan lagi soal akan terjadi atau tidak tetapi seberapa parah.

Goldman Sachs memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2020 berada dalam kisaran 0-0,7%. Bahkan pada kuartal kedua kemungkinan ekonomi AS bisa terkontraksi (tumbuh negatif) -5%.

Masalahnya, AS adalah perekonomian terbesar di dunia. Kala sang lokomotif berjalan lambat, atau bahkan berhenti, maka gerbong-gerbong di belakangnya akan mengikuti.

Dihadapkan oleh risiko perlambatan ekonomi global (bahkan mungkin saja resesi), sepertinya investor belum akan berani bermain agresif. Apabila pekan depan belum ada kabar baik, maka siap-siap saja IHSG dan rupiah akan melemah lagi.

 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular