
IHSG Ambles
Pesan Bos OJK: Jangan Khawatir, Fundamental Saham Kita Bagus!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 March 2020 14:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles lagi pada perdagangan Jumat (20/3/2020) setelah merosot lebih dari 17% dalam empat hari perdagangan sebelumnya.
Data perdagangan mencatat, bursa saham Tanah Air ini sempat ambles 4,56% ke 3.918,34, level tersebut merupakan yang terlemah sejak Agustus 2013. Tetapi perlahan berhasil memangkas pelemahan hingga kembali ke atas level 4.000. Namun di akhir perdagangan sesi I, IHSG melemah 1,72% di 4.034,988.
Menanggapi penurunan pasar saham dalam beberapa hari terakhir, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan regulator tetap menjaga pasar dengan berbagai kebijakan.
"Di pasar modal, masih terus terjadi dengan berbagai kebijakan. Tolong tidak perlu khawatir. Semua saham yang listing [tercatat] di Indonesia melalui pasar modal itu fundamentalnya bagus sebenarnya, [penurunan saham] ini karena sentimen negatif saja sebenarnya," kata Wimboh di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Sebab itu, Wimboh menegaskan dengan kebijakan yang baik, relaksasi, kemudahan, insentif, bisa memberikan ruang bagi dunia usaha untuk balik arah serta bisa menggerakkan korporasi. "Sehingga bisa menggerakkan [ekonomi], ada ruang bagi sektor usaha dan semua sektor korporasi, komersial, otomatis ini akan kembali [pulih setelah COVID-19]," tegas Wimboh.
Dia mengatakan saat ini OJK, bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah menerapkan beberapa kebijakan, salah satunya tidak diperbolehkan transaksi short selling alias jual kosong atas saham yang belum dimiliki.
"Sekarang kan tidak boleh melakukan short selling karena ada potensi spekulasi. Di mana dia jual [saham] pagi hari, tapi dia gak punya barangnya [sahamnya]. Ini gak boleh. Kita juga menerapkan auto rejection [batas atas batas bawah penolakan sistem]. Ini hanya untuk menstimulasi agar tidak terjadi kepanikan dan kita berlakukan," katanya.
Wimboh menjelaskan selain kebijakan tersebut, OJK bersama pemerintah akan terus memberikan rasa kepercayaan diri kepada investor untuk menyangga pasar saham tetap kuat.
"Kita akan bekerja sama dengan pemerintah memberikan confidence ini agar bersama-sama kita pikirkan bagaimana menyangga di sektor pasar saham. Mudah-mudahan dengan beberapa cara ini dampak negatif adanya virus corona ini bisa diatasi."
"Di samping itu, kami sambut baik kebijakan Bu Menkeu [Sri Mulyani], dan Pak Gubernur Bank Indonesia [Perry Warjiyo] melonggarkan GWM [giro wajib minimum] akan kita kawal agar semua insentif tersebut bisa terasa di lapangan oleh para pengusaha dan kami koordinasi dengan perbankan dan bank agar bisa betul-betul dieksekusi sehingga dampakmya bisa dirasakan masyarakat," tegas Wimboh.
"Kita yakin kalo sektor riil [akan pulih] sampai pada nanti kita selesaikan [implementasi kebijakan], tentu hasilnya positif."
(tas/tas) Next Article OJK: Pasar Saham RI Mulai Pulih, Global Juga!
Data perdagangan mencatat, bursa saham Tanah Air ini sempat ambles 4,56% ke 3.918,34, level tersebut merupakan yang terlemah sejak Agustus 2013. Tetapi perlahan berhasil memangkas pelemahan hingga kembali ke atas level 4.000. Namun di akhir perdagangan sesi I, IHSG melemah 1,72% di 4.034,988.
Menanggapi penurunan pasar saham dalam beberapa hari terakhir, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan regulator tetap menjaga pasar dengan berbagai kebijakan.
"Di pasar modal, masih terus terjadi dengan berbagai kebijakan. Tolong tidak perlu khawatir. Semua saham yang listing [tercatat] di Indonesia melalui pasar modal itu fundamentalnya bagus sebenarnya, [penurunan saham] ini karena sentimen negatif saja sebenarnya," kata Wimboh di Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Sebab itu, Wimboh menegaskan dengan kebijakan yang baik, relaksasi, kemudahan, insentif, bisa memberikan ruang bagi dunia usaha untuk balik arah serta bisa menggerakkan korporasi. "Sehingga bisa menggerakkan [ekonomi], ada ruang bagi sektor usaha dan semua sektor korporasi, komersial, otomatis ini akan kembali [pulih setelah COVID-19]," tegas Wimboh.
"Sekarang kan tidak boleh melakukan short selling karena ada potensi spekulasi. Di mana dia jual [saham] pagi hari, tapi dia gak punya barangnya [sahamnya]. Ini gak boleh. Kita juga menerapkan auto rejection [batas atas batas bawah penolakan sistem]. Ini hanya untuk menstimulasi agar tidak terjadi kepanikan dan kita berlakukan," katanya.
Wimboh menjelaskan selain kebijakan tersebut, OJK bersama pemerintah akan terus memberikan rasa kepercayaan diri kepada investor untuk menyangga pasar saham tetap kuat.
"Kita akan bekerja sama dengan pemerintah memberikan confidence ini agar bersama-sama kita pikirkan bagaimana menyangga di sektor pasar saham. Mudah-mudahan dengan beberapa cara ini dampak negatif adanya virus corona ini bisa diatasi."
"Di samping itu, kami sambut baik kebijakan Bu Menkeu [Sri Mulyani], dan Pak Gubernur Bank Indonesia [Perry Warjiyo] melonggarkan GWM [giro wajib minimum] akan kita kawal agar semua insentif tersebut bisa terasa di lapangan oleh para pengusaha dan kami koordinasi dengan perbankan dan bank agar bisa betul-betul dieksekusi sehingga dampakmya bisa dirasakan masyarakat," tegas Wimboh.
"Kita yakin kalo sektor riil [akan pulih] sampai pada nanti kita selesaikan [implementasi kebijakan], tentu hasilnya positif."
(tas/tas) Next Article OJK: Pasar Saham RI Mulai Pulih, Global Juga!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular